Mempawah (Antara Kalbar) - Perwakilan dari seluruh unsur masyarakat dan pimpinan daerah Kabupaten Mempawah mendeklarasikan kesepakatan bersama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
   
Penandatanganan dilakukan usai kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan oleh Komandan Kodim 1201 Mempawah, Letnan Kolonel Inf. Win Nindar, di Aula Kantor Bupati Mempawah, Selasa (22/11).
  
Sosialisasi tersebut merupakan instruksi langsung Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyikapi potensi ancaman aktual terhadap Indonesia."Sebab, saat ini ada enam ancaman yang sudah kelihatan di depan mata, sehingga seluruh elemen masyarakat diharapkan waspada," kata Dandim Win Nindar.
   
Win Nindar mengungkapkan ke-enam ancaman nyata itu yakni Darwin (Australia), Laut Cina Selatan (LCS), kepungan kerja sama pertahanan negara-negara persemakmuran Inggris (FPDA), ancaman terorisme, ancaman narkoba, dan persaingan ekonomi. "Semua ancaman itu sangat berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri," bebernya.
   
Dalam paparannya Komandan Kodim 1201 Mempawah, Letnan Kolonel Inf. Win Nindar menyebutkan karena kondisi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam membuat iri banyak negara. Mengutip ungkapan Presiden RI Joko Widodo, beberapa waktu lalu Win Nindar  ia menyebut sumber daya alam bisa menjadi sumber petaka. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat waspada.
   
Dikatakan, setidaknya ada provokator tak terlihat yang mendesain opini untuk melemahkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. "Ini didesain dari luar untuk memecah belah dan membagi-bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Win Nindar.
   
Win Nindar juga menegaskan pentingnya menghayati dan mengamalkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu bangsa. Keragaman yang ada di Bumi Pertiwi adalah wujud Indonesia. Tidak disebut Indonesia, ujarnya, jika hanya ada satu agama, atau satu suku, atau satu ras, atau satu golongan.
   
"Kelemahan kita adalah selalu mengatakan 'aku' dan bukan 'kita', alias menonjolkan ego sehingga mudah dipecah belah dan diadu domba. Karena itu kita harus waspada. Karena itu, hal yang bersifat provokasi, hasutan, dan adu domba terhadap rakyat harus dicegah. Ajak seluruh anak bangsa bersatu, berjuang, dan bergotong royong. Negara kondusif maka kita bisa membangun. Iklim usaha maju, pertumbuhan ekonomi bertambah, pembangunan makin merata, dan rakyat sejahtera," jelasnya.
   
Sementara, Wakil Bupati Gusti Ramlana meminta seluruh elemen masyarakat Kabupaten Mempawah menjaga kondisi tertib, rukun, dan nyaman yang telah ada di Kabupaten Mempawah. Semua pihak harus mengumpulkan kekuatan dengan membangun kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan semangat gotong royong.
   
"Itu yang perlu ditanamkan. Mari kita bangun, kita jaga, dan kita pelihara Indonesia," ucapnya mengajak.
   
Kepala Kepolisian Resor Mempawah Ajun Komisaris Besar Dedi Agustono mengajak masyarakat khususnya insan pers untuk jeli menyaring berita. Informasi-informasi yang bersifat menghasut dan provokatif harus dicermati. Menurutnya, kecanggihan teknologi informasi saat ini punya konsekuensi logis.
  
"Dampaknya itu sangat luas. Kita harus pandai memilah. Jika tidak baik, jangan diteruskan atau disebarkan lagi. Jika hanya menimbulkan perpecahan menyangkut suku, agama, ras, dan antargolongan, lebih baik tidak disebarkan. Jadi kita harus pandai-pandai. Di Mempawah ini situasi sudah kondusif. Jadi kita bersama masyarakat harus bahu-membahu menjaga kamtibmas yang memang sudah baik," imbau kapolres Dedi Agustono.
   
Tokoh masyarakat sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mempawah, H.M. Ali Bakar, menyatakan pentingnya mengkaji kembali materi pendidikan di Indonesia. Menurutnya, upaya membangun wawasan sekaligus semangat kebangsaan perlu dilakukan melalui materi-materi di dunia pendidikan. "Di zaman kami dahulu, kita diajar begitu intensif tentang moral, kebangsaan, dan semangat bela negara. Karenanya hal itu seharusnya juga digiatkan di masa sekarang ini," ujarnya.
   
Sementara tokoh masyarakat Tionghoa, Edy Sugito, mengatakan etnis bukanlah persoalan. "Saya tidak minta dilahirkan sebagai seorang Tionghoa. Itu adalah kehendak Tuhan. Karena itu, setiap Warga Negara Indonesia harus komit dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami lahir di sini dan akan mati di sini. NKRI harga mati," kata dia menegaskan.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016