Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar terus melakukan peningkatan pemahaman kepada sejumlah petani di Kalbar dalam penerapan Teknologi Hazton melalui pelatihan.
"Pelatihan yang kita berikan ini untuk meningkatkan lagi pemahaman yang ada agar lebih baik. Pemahaman yang diberikan itu mulai dari penyemaian, penanaman dan pemeliharaan serta lainnya," ujar Ketua Panitia Pelatihan Budidaya Padi dengan Teknologi Hazton, Suyatno di Pontianak, Selasa.
Sementara itu, satu di antara pencetus lahirnya teknologi hazton, Anton Komarudin menjelaskan dengan adanya pelatihan agar para petani lebih paham dan tidak ragu mengunakan teknologi yang hasil produksinya minimal dua kali lipat dari biasanya.
"Dari pengamatan dan pemantauan kita di lapangan dalam penerapan hazton oleh petani masih perlu diberikan pemahaman terutama terhadap beberapa hal yang dianggap riskan," katanya.
Ia memaparkan satu di antara hal riskan yang kadang masih dianggap remeh dan padahal itu sangat menentukan keberhasilan teknik hazton adalah soal pemilihan bibit. Menurutnya untuk pemilihan bibit harus disesuaikan dengan daerah setempat seperti di lahan tadah hujan atau ladang.
"Pemilihan bibit itu penting agar hasilnya maksimal sebab bibit yang tidak cocok itu mempengaruhi produktivitas. Belum lagi soal rasa seperti agak keras dan pulen itu disesuaikan daerah setempat," katanya.
Ia menambahkan hal penting lainnya soal persemaian di mana selama ini proses tidak terlalu diperhatikan. Ia mencontohkan petani tidak menggemburkan tanah, tidak memupuk dan memeliharanya dengan baik.
"Selain memperhatikan secara genetika berupa pemilihan bibit soal fisik juga harus penting dilihat. Bibit merupakan cikal bakal untuk hasil yang baik sehingga dijaga dengan baik. Belum lagi saat ini ketika mengambil benih main cabut saja dan tanah di bibit dibersihkan. Sedangkan kalau dibersihkan akar dari bibit bisa membuat bibit stres," katanya.
Anton mengatakan dengan adanya pelatihan tersebut ia mengharapkan petani bisa mempelajari lebih dalam dan melihat kilas balik antara penerapan yang ada dan apa yang mesti dilakukan ke depan.
"Semoga pelatihan yang kita berikan kepada ketua kelompok tani dan petugas dari Dinas Pertanian di 12 kabupaten dan kota di Kalbar ini bisa mendorong peningkatan produktivitas hazton lebih maksimal," kata dia.
Saat ini di Kalbar untuk penerapan padi teknik hazton yang diberikan pemerintah sudah mencapai luasan tanam 37.8650 hektare yang tersebar di Kalbar kecuali di Kabupaten Kubu Raya dan Kayong Utara. Sementara untuk di Indonesia hingga kini sudah ada 24 provinsi menerapkan metode tersebut.
Selain dari dana APBN, petani secara swadaya di Kalbar sudah kian bergeliat menanam padi yang teknologinya lahir dari putra Kalbar. Sementara itu KPw Bank Indonesia Kalbar saat ini juga terus membantu pengembangan lebih luas teknik hazton dengan membuat demplot tidak kurang dari 6 hektare di Kalbar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan, pelatihan tersebut penting agar petani semakin terampil dengan teknik Hazton. "Kesuksesan Hazton sangat ditentukan oleh pemahaman dan keterampilan petani dalam melaksanakan metode ini," ujar Hazairin.
(KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Pelatihan yang kita berikan ini untuk meningkatkan lagi pemahaman yang ada agar lebih baik. Pemahaman yang diberikan itu mulai dari penyemaian, penanaman dan pemeliharaan serta lainnya," ujar Ketua Panitia Pelatihan Budidaya Padi dengan Teknologi Hazton, Suyatno di Pontianak, Selasa.
Sementara itu, satu di antara pencetus lahirnya teknologi hazton, Anton Komarudin menjelaskan dengan adanya pelatihan agar para petani lebih paham dan tidak ragu mengunakan teknologi yang hasil produksinya minimal dua kali lipat dari biasanya.
"Dari pengamatan dan pemantauan kita di lapangan dalam penerapan hazton oleh petani masih perlu diberikan pemahaman terutama terhadap beberapa hal yang dianggap riskan," katanya.
Ia memaparkan satu di antara hal riskan yang kadang masih dianggap remeh dan padahal itu sangat menentukan keberhasilan teknik hazton adalah soal pemilihan bibit. Menurutnya untuk pemilihan bibit harus disesuaikan dengan daerah setempat seperti di lahan tadah hujan atau ladang.
"Pemilihan bibit itu penting agar hasilnya maksimal sebab bibit yang tidak cocok itu mempengaruhi produktivitas. Belum lagi soal rasa seperti agak keras dan pulen itu disesuaikan daerah setempat," katanya.
Ia menambahkan hal penting lainnya soal persemaian di mana selama ini proses tidak terlalu diperhatikan. Ia mencontohkan petani tidak menggemburkan tanah, tidak memupuk dan memeliharanya dengan baik.
"Selain memperhatikan secara genetika berupa pemilihan bibit soal fisik juga harus penting dilihat. Bibit merupakan cikal bakal untuk hasil yang baik sehingga dijaga dengan baik. Belum lagi saat ini ketika mengambil benih main cabut saja dan tanah di bibit dibersihkan. Sedangkan kalau dibersihkan akar dari bibit bisa membuat bibit stres," katanya.
Anton mengatakan dengan adanya pelatihan tersebut ia mengharapkan petani bisa mempelajari lebih dalam dan melihat kilas balik antara penerapan yang ada dan apa yang mesti dilakukan ke depan.
"Semoga pelatihan yang kita berikan kepada ketua kelompok tani dan petugas dari Dinas Pertanian di 12 kabupaten dan kota di Kalbar ini bisa mendorong peningkatan produktivitas hazton lebih maksimal," kata dia.
Saat ini di Kalbar untuk penerapan padi teknik hazton yang diberikan pemerintah sudah mencapai luasan tanam 37.8650 hektare yang tersebar di Kalbar kecuali di Kabupaten Kubu Raya dan Kayong Utara. Sementara untuk di Indonesia hingga kini sudah ada 24 provinsi menerapkan metode tersebut.
Selain dari dana APBN, petani secara swadaya di Kalbar sudah kian bergeliat menanam padi yang teknologinya lahir dari putra Kalbar. Sementara itu KPw Bank Indonesia Kalbar saat ini juga terus membantu pengembangan lebih luas teknik hazton dengan membuat demplot tidak kurang dari 6 hektare di Kalbar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan, pelatihan tersebut penting agar petani semakin terampil dengan teknik Hazton. "Kesuksesan Hazton sangat ditentukan oleh pemahaman dan keterampilan petani dalam melaksanakan metode ini," ujar Hazairin.
(KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016