Pontianak (Antara Kalbar) - Calon Bupati Landak, Karolin Margret Natasa menyayangkan tidak digunakannya bangunan Puskesmas pembantu dan minimnya fasilitas kesehatan di desa terpencil di kabupaten itu yang menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan.
"Dari hasil kunjungan kita dalam kegiatan kampanye di beberapa desa, memang kita temukan masih banyak pustu dan fasilitas kesehatan lainnya di desa yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kalaupun ada bangunannya, malah tidak digunakan, seperti pada pustu Desa Nyari, Kecamatan Air Besar," kata Karolin di Pontianak, Kamis.
Terkait hal itu, dirinya sudah menyampaikan kepada anggota DPRD Landak dan akan diteruskan kepada dinas terkait agar bisa lebih memperhatikan hal ini.
Dia mengatakan, dirinya sangat yakin, kesadaran masyarakat akan kesehatan di desa juga sangat tinggi. Namun semua itu terkendala pada minimnya sarana kesehatan yang ada.
Ada beberapa pustu di Landak yang kondisinya sangat memprihatinkan, contohnya kondisi Pustu Desa Nyari yang tidak terawat, dimana kondisi gedung yang mengalami kerusakan dengan beberapa bagian pada lantai dan dinding yang berlubang. Kondisi ini yang menyebabkan masyarakat harus pergi ke Entikong yang notabene adalah wilayah Kabupaten Sanggau hanya untuk memperoleh pengobatan.
"Makanya, saya sudah berkoordinasi dengan Pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas Air Besar untuk membahas kondisi Pustu dan juga tenaga medis yang bertugas di sana," katanya.
Tidak hanya bidang kesehatan yang mencuri perhatiannya, kondisi jalan menuju dan yang ada di desa itu juga sama memprihatinkan.
"Ini saya rasakan sendiri, karena selama perjalanan banyak sekali hambatan yang ditemui dimana jalan licin dan curam serta berlumpur. Kondisi ini akan menjadi perhatian bagi saya saat diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi Bupati Kabupaten Landak kedepan," tuturnya.
Terpisah, salah satu warga Desa Nyari, Ebet (42) , menyatakan sangat bangga karena telah dikunjungi oleh calon bupati dan wakil bupati Landak, Karolin-Heriadi, dimana pada kesempatan itu dimanfaatkannya untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi di desa itu.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Karolin dan Bapak Heriadi yang telah dengan susah payah datang dan melihat langsung kondisi masyarakat di Desa Nyari ini. Saya sebagai warga Desa Nyari merasa bangga dengan sosok pemimpin seperti ini, yang mau turun secara langsung melihat bagaimana kehidupan kami," katanya.
Pada kesempatan itu, dirinya mengeluhkan tidak adanya tenaga medis yang bertugas di wilayah Desa Nyari, padahal pustu telah disiapkan akan tetapi petugas tidak ada ditempat.
"Dampaknya adalah masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan Medan yang berbahaya menuju Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Untuk itu, kami juga meminta kepada Pemerintah kedepan agar memperhatikan Sumber Daya Manusia di Desa ini, terutama untuk tenaga guru dan fasilitas sekolah dan kesehatan yang masih minim," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Nyari, Donatus Jubir mengharapkan adanya pendanaan yang khusus dari pemerintah yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat adat yang dapat digunakan untuk membuat pakaian adat, peralatan-peralatan tentang adat dan istiadat disini dan juga pengembangan seni tari kepada generasi muda di Desa Nyari dan sekitarnya.
"Hal ini saya rasa sangat penting, agar generasi muda kami yang ada di desa ini, bisa terus melestarikan budaya yang ada," katanya. *
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Dari hasil kunjungan kita dalam kegiatan kampanye di beberapa desa, memang kita temukan masih banyak pustu dan fasilitas kesehatan lainnya di desa yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kalaupun ada bangunannya, malah tidak digunakan, seperti pada pustu Desa Nyari, Kecamatan Air Besar," kata Karolin di Pontianak, Kamis.
Terkait hal itu, dirinya sudah menyampaikan kepada anggota DPRD Landak dan akan diteruskan kepada dinas terkait agar bisa lebih memperhatikan hal ini.
Dia mengatakan, dirinya sangat yakin, kesadaran masyarakat akan kesehatan di desa juga sangat tinggi. Namun semua itu terkendala pada minimnya sarana kesehatan yang ada.
Ada beberapa pustu di Landak yang kondisinya sangat memprihatinkan, contohnya kondisi Pustu Desa Nyari yang tidak terawat, dimana kondisi gedung yang mengalami kerusakan dengan beberapa bagian pada lantai dan dinding yang berlubang. Kondisi ini yang menyebabkan masyarakat harus pergi ke Entikong yang notabene adalah wilayah Kabupaten Sanggau hanya untuk memperoleh pengobatan.
"Makanya, saya sudah berkoordinasi dengan Pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas Air Besar untuk membahas kondisi Pustu dan juga tenaga medis yang bertugas di sana," katanya.
Tidak hanya bidang kesehatan yang mencuri perhatiannya, kondisi jalan menuju dan yang ada di desa itu juga sama memprihatinkan.
"Ini saya rasakan sendiri, karena selama perjalanan banyak sekali hambatan yang ditemui dimana jalan licin dan curam serta berlumpur. Kondisi ini akan menjadi perhatian bagi saya saat diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi Bupati Kabupaten Landak kedepan," tuturnya.
Terpisah, salah satu warga Desa Nyari, Ebet (42) , menyatakan sangat bangga karena telah dikunjungi oleh calon bupati dan wakil bupati Landak, Karolin-Heriadi, dimana pada kesempatan itu dimanfaatkannya untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi di desa itu.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Karolin dan Bapak Heriadi yang telah dengan susah payah datang dan melihat langsung kondisi masyarakat di Desa Nyari ini. Saya sebagai warga Desa Nyari merasa bangga dengan sosok pemimpin seperti ini, yang mau turun secara langsung melihat bagaimana kehidupan kami," katanya.
Pada kesempatan itu, dirinya mengeluhkan tidak adanya tenaga medis yang bertugas di wilayah Desa Nyari, padahal pustu telah disiapkan akan tetapi petugas tidak ada ditempat.
"Dampaknya adalah masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan Medan yang berbahaya menuju Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Untuk itu, kami juga meminta kepada Pemerintah kedepan agar memperhatikan Sumber Daya Manusia di Desa ini, terutama untuk tenaga guru dan fasilitas sekolah dan kesehatan yang masih minim," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Nyari, Donatus Jubir mengharapkan adanya pendanaan yang khusus dari pemerintah yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat adat yang dapat digunakan untuk membuat pakaian adat, peralatan-peralatan tentang adat dan istiadat disini dan juga pengembangan seni tari kepada generasi muda di Desa Nyari dan sekitarnya.
"Hal ini saya rasa sangat penting, agar generasi muda kami yang ada di desa ini, bisa terus melestarikan budaya yang ada," katanya. *
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016