Ngabang (Antara Kalbar) - Calon bupati peserta Pilkada Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan dirinya maju dalam pilkada Landak sebagai calon bupati bukan sebagai sebuah bentuk dari politik dinasti seperti yang dibicarakan sebagian masyarakat selama ini.

"Masih banyak masyarakat yang membicarakan bahwa saya maju dalam Pilkada Landak ini untuk mempertahankan dinasti pemerintahan. Jelas itu bukan hal yang benar," kata Karolin, di Ngabang, Rabu.

Hal itu selalu disampaikannya kepada masyarakat saat melakukan orasi kampanye agar masyarakat mengerti kondisi yang sebenarnya.

Karolin menjelaskan, dirinya maju sebagai calon bupati atas perintah PDI Perjuangan. Sebagai petugas partai, dirinya akan selalu siap menjalankan amanat yang telah diberikan kepadanya.

"Saya memutuskan untuk berhenti sebagai anggota DPR dan kembali ke Landak, selain untuk memenuhi tugas partai, juga saya ingin membangun kabupaten ini," tuturnya.

Penunjukan yang dilakukan PDI Perjuangan untuk menjadikannya calon bupati Landak juga berdasarkan beberapa alasan lain, di antaranya, Karolin dianggap mampu untuk memimpin Landak. Hal itu dibuktikan dengan dua periode mampu duduk di DPR RI dimana Karolin selalu meraih suara terbanyak se-Indonesia pada saat pemilihan anggota DPR.

Kemudian, Karolin secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei yang independen, Karolin dipercaya masyarakat mampu.

Bahkan, atas kemampuannya itu, bukan saja PDI Perjuangan yang mengusungnya, bahkan tujuh parpol besar yang memiliki kursi di DPRD Landak (Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Hanura, PAN dan PKB) kemudian ada juga PKPI dan PPP yang juga mendukung pasangan Karolin-Heriadi untuk memimpin Landak periode 2017-2022 mendatang.

"Semua partai saja sudah mendukung saya dan pak Heriadi untuk memimpin Landak, jadi masyarakat jangan ragu lagi untuk memilih kami nantinya," kata Karolin.

Masih terkait soal Dinasti Pemerintahan, lanjutnya, saat ini ayahnya, Cornelis memang masih menjabat sebagai Gubernur Kalbar, dimana sebelumnya Cornelis juga telah menjabat Bupati Landak selama dua periode. Namun, dalam UU tidak mempermasalahkan jika dirinya juga mencalonkan diri sebagai cabup Landak.

"Karena tidak ada yang dianggap mampu untuk memimpin Landak selain saya dan pak Heriadi, makanya kami maju dalam Pilkada Landak ini. Lalu, apa ada yang salah, karena kalau ada yang masih dianggap mampu selain kami, tentu tidak akan terjadi pasangan tunggal dalam pilkada Landak," tuturnya.

Untuk itu, dirinya meminta kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh berbagai isu yang berdedar dilapangan dan tetap mempercayakan pada mereka berdua bahwa mereka mampu membawa perubahan dikabupaten itu.

Jika dipercayakan menjadi pemimpin di Landak nanti, Karolin-Heriadi akan mewujudkan pelayanan publik yang responsif dan terukur. Kemudian, mewujudkan pembangunan insfrastuktur untuk pemerataan kesejahteraan, mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang maju, mewujudkan pengolaan sumber daya alam untuk kemandirian ekonomi, dan mewujudkan desa sebagai pusat pembangunan kembali modal sosial.

"Jika terpilih, saya akan meneruskan program kerja bupati lama, menyesuaikan program kerja gubenur dan menerapkan program kerja Pak Jokowi," katanya.

Selanjutnya, Karolin-Heriadi akan meningkatkan program di bidang pertanian, infrastuktur, pendidikan dan kesehatan. "Sebab selama saya menjabat dua periode sebagai anggota DPR-RI untuk indeks kesehatan di Kabupaten Landak dari tahun ke tahun meningkat, tapi yang menjadi problem kami adalah infrastruktur dan pendidikan," kata Karolin.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016