Sekadau (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sekadau dalam dua tahun terakhir telah membangun 31 unit hidrant untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di daerah yang rawan.
"Jadi untuk sementara belum ada program penambahan selama dua tahun terakhir, Pemkab Sekadau setidaknya sudah membangun 31 titik hdrant," ucap Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Akhmad Suryadi di Sekadau, Rabu.
Ia melanjutkan, terkait hal itu, pada tahun 2017 belum diprogramkan kembali untuk penambahan hidrant. "Hal itu bisa dilihat dari postur APBD murni Kabupaten Sekadau tahun 2017. Dalam rincian anggaran BPBD, tidak dimasukkan adanya usulan pembangunan hidrant karena daerah-daerah yang dinilai penting untuk pembangunan hidrant, sudah terbangun semua," ujar dia.
Dia menambahkan, titik-titik hidrant tersebut tersebar di Kecamatan Sekadau Hilir, Sekadau Hulu dan Kecamatan Nanga Taman. Seperti diketahui, keberadaan hidrant yang penting dalam upaya penanggulangan kebakaran, khususnya untuk daerah yang jauh dari sumber air. Dengan adanya hidrant, mobil pemadam bisa mengambil air dari hidrant tersebut yang sudah terkoneksi dengan jaringan pipa ditribusi air milik PDAM Sirin Meragun.
Keberadaan hidrant memang cukup efektif dalam menanggulangi musibah kebakaran di daerah yang sulit sumber airnya.
"Ini setidaknya terbukti dengan adanya beberapa kasus kebakaran di daerah sulit air, dimana bisa ditanggulangi dengan cepat karena ada bangunan hidrant untuk sumber air," kata dia.
Kendati di APBD Murni tidak diprogramkan, tidak menutup kemungkinan pada tahun ini ada pembangunan hidrant baru. Sebab masyarakat masih banyak yang mengusulkan penambahan pembangunan hidrant.
"Mungkin di APBD Perubahan bisa kita programkan. Yang jelas, kalau memang ada yang ingin mengusulkan, bisa menyerahkan proposalnya ke kita. Nanti kita upayakan di APBD Perubahan,†tutupnya.
Sementara itu Agus Hartono, warga Peniti, Desa Peniti, Kecamatan Sekadau Hilir, berharap program pembangunan hidrant tidak dihentikan. Sebab masih banyak daerah yang membutuhkan hidrant, diantaranya di pemukiman warga yang ada di dalam gang atau jalan dikawasan pinggiran Kota Sekadau. Beberapa daerah di pinggiran Kota Sekadau juga belum memiliki hidrant.
"Termasuk di daerah kami di Peniti, jaringan air juga belum dibangun disana. Pembangunan hidrant sangat penting dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pembangunan hidrant merupakan program pro rakyat yang harus terus dilakukan. Jangan malah membeli kendaraan untuk kepala dinas yang diutamakan. Program pembangunan hidrant malah dihentikan. Itu kan tidak pro rakyat namanya," kata Agus Hartono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Jadi untuk sementara belum ada program penambahan selama dua tahun terakhir, Pemkab Sekadau setidaknya sudah membangun 31 titik hdrant," ucap Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Akhmad Suryadi di Sekadau, Rabu.
Ia melanjutkan, terkait hal itu, pada tahun 2017 belum diprogramkan kembali untuk penambahan hidrant. "Hal itu bisa dilihat dari postur APBD murni Kabupaten Sekadau tahun 2017. Dalam rincian anggaran BPBD, tidak dimasukkan adanya usulan pembangunan hidrant karena daerah-daerah yang dinilai penting untuk pembangunan hidrant, sudah terbangun semua," ujar dia.
Dia menambahkan, titik-titik hidrant tersebut tersebar di Kecamatan Sekadau Hilir, Sekadau Hulu dan Kecamatan Nanga Taman. Seperti diketahui, keberadaan hidrant yang penting dalam upaya penanggulangan kebakaran, khususnya untuk daerah yang jauh dari sumber air. Dengan adanya hidrant, mobil pemadam bisa mengambil air dari hidrant tersebut yang sudah terkoneksi dengan jaringan pipa ditribusi air milik PDAM Sirin Meragun.
Keberadaan hidrant memang cukup efektif dalam menanggulangi musibah kebakaran di daerah yang sulit sumber airnya.
"Ini setidaknya terbukti dengan adanya beberapa kasus kebakaran di daerah sulit air, dimana bisa ditanggulangi dengan cepat karena ada bangunan hidrant untuk sumber air," kata dia.
Kendati di APBD Murni tidak diprogramkan, tidak menutup kemungkinan pada tahun ini ada pembangunan hidrant baru. Sebab masyarakat masih banyak yang mengusulkan penambahan pembangunan hidrant.
"Mungkin di APBD Perubahan bisa kita programkan. Yang jelas, kalau memang ada yang ingin mengusulkan, bisa menyerahkan proposalnya ke kita. Nanti kita upayakan di APBD Perubahan,†tutupnya.
Sementara itu Agus Hartono, warga Peniti, Desa Peniti, Kecamatan Sekadau Hilir, berharap program pembangunan hidrant tidak dihentikan. Sebab masih banyak daerah yang membutuhkan hidrant, diantaranya di pemukiman warga yang ada di dalam gang atau jalan dikawasan pinggiran Kota Sekadau. Beberapa daerah di pinggiran Kota Sekadau juga belum memiliki hidrant.
"Termasuk di daerah kami di Peniti, jaringan air juga belum dibangun disana. Pembangunan hidrant sangat penting dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pembangunan hidrant merupakan program pro rakyat yang harus terus dilakukan. Jangan malah membeli kendaraan untuk kepala dinas yang diutamakan. Program pembangunan hidrant malah dihentikan. Itu kan tidak pro rakyat namanya," kata Agus Hartono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016