Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang menjalin kerja sama dengan Singapura di sejumlah sektor.

Negeri singa sepakat untuk bekerja sama di bidang pariwisata, pembangunan gas alam cair (LNG), pembangunan "IT park" (kawasan informasi dan teknologi), serta pengelolaan sampah di laut menjadi energi listrik.

"Kami berharap, di akhir 2017 mendatang, semuanya bisa terealisasi dengan baik. Untuk sektor pariwisata, Singapura sepakat berinvestasi di Danau Toba, Borobudur dan Mandalika," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Indonesia sendiri telah menargetkan kunjungan wisatawan asing sebanyak 20 juta orang pada 2019. Pemerintah terus melakukan segala upaya untuk mewujudkan target tersebut dengan membangun sejumlah fasilitas pendukung.

Oleh karena itu, lanjut Luhut, dalam kerja sama ini Indonesia juga berencana akan membangun terminal kapal pesiar atau "cruise".

Terminal ini rencananya akan dibangun di Tanjung Benoa Bali, Palembang, Medan, dan Semarang untuk menjaring sebanyak 300 kapal pesiar per tahunnya.

Hal itu dilakukan lantaran selama ini, kapal-kapal pesiar yang datang ke Indonesia terbilang sangat minim. Padahal Indonesia merupakan bagian destinasi para wisatawan asing juga.

Luhut menargetkan dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang, setidaknya harus ada 150 "cruise" yang masuk ke Indonesia.

"Rabu (14/12) mendatang, kami akan mengagendakan rapat terkait rencana pembangunan 'cruise terminal'," imbuhnya menambahkan bahwa Singapura juga sepakat untuk membantu masalah pelatihan pelayanan turis di Indonesia.

Sementara itu, terkait masalah pembangunan LNG, Luhut menambahkan bahwa Singapura juga akan melakukan pembangunan pembangkit listrik di wilayah-wilayah pulau-pulau terpencil.

Negara itu dinilai memiliki teknologi mumpuni untuk membantu mendorong rasio elektrifikasi di Indonesia.

Begitu pula dengan rencana pembuatan "IT park" berupa penerjemahan pusat data.

Menurut Luhut, untuk rencana pembangunan penerjemahan 'data center" ini, pihaknya akan dibicarakan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Kami akan bicarakan apa yang bisa dipindahkan ke dalam negeri agar lebih banyak pergerakan IT itu di Indonesia," pungkasnya.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016