Pontianak (Antara Kalbar) - Pergantian kepengurusan Nahdatul Ulama mengemban harapan agar organisasi ini dapat berperan dalam membangun kerukunan umat beragama di Kalimantan Barat. Harapan ini sejalan dengan terpilihnya Hildi Hamid, sebagai ketua Pengurus Wilayah NU Kalimantan Barat.
“Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai agama yang beraneka ragam. Keberagaman agama yang dianut oleh bangsa Indonesia tidak boleh dijadikan hambatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,†ujar Happy Hendrawan, Ketua DPD Persatuan Alumni GMNI Kalimantan Barat, di Pontianak, Sabtu.
Telebih Kalbar sebagai salah satu daerah yang memiliki sejarah konflik terkait dengan SARA dan sangat sensitif. Namun, Kalbar juga merupakan salah satu daerah yang memiliki keragaman baik agama maupun etnis.
“Kasus terakhir di Sintang dan demo kemaren jadi salah satu bukti perlunya kehati-hatiann dan kecermatan melihat gejala sosial dan politik yang berpotensi dimanfaatkan kelompok kepentingan untuk mancing di air keruh,†ujarnya.
Melalui beberapa peristiwa ini, organisasi bisa menjadi media agar terlahir kedewasaan dan kecermatan menyerap informasi di masyarakat Kalbar. Hal ini menjadi penting dalam menjaga kebhinekaan dgn peran kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tanggung jawab ini, kata Happy, tidak melulu diemban pemerintah.
Namun semua elemen harus ikut berperan. “Baik ormas, pemerintah dan lapisan masyarakat. Pendidikan karakter merupakan kebutuhan mendesak, dan NU salah satu ormas terbesar diharapkan perannya,†ujarnya.
Sementara itu, Andrew Yuen, Sekretaris Alumni GMNI menambahkan, alumni GMNI menjadikan Pancasila UUD dan NKRI sebagai kemutlakan dalam berbangsa, siap bekerjasama dengan siapapun termasuk NU.
“Kami segenap pengurus Persatuan Alumni GMNI Kalimantan Barat mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Hildi Hamid sebagai ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Kalimantan Barat periode 2017-2022. Semoga dapat bekerja sama membangun membangun kerukunan umat di Kalimantan Barat,†tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
“Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai agama yang beraneka ragam. Keberagaman agama yang dianut oleh bangsa Indonesia tidak boleh dijadikan hambatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,†ujar Happy Hendrawan, Ketua DPD Persatuan Alumni GMNI Kalimantan Barat, di Pontianak, Sabtu.
Telebih Kalbar sebagai salah satu daerah yang memiliki sejarah konflik terkait dengan SARA dan sangat sensitif. Namun, Kalbar juga merupakan salah satu daerah yang memiliki keragaman baik agama maupun etnis.
“Kasus terakhir di Sintang dan demo kemaren jadi salah satu bukti perlunya kehati-hatiann dan kecermatan melihat gejala sosial dan politik yang berpotensi dimanfaatkan kelompok kepentingan untuk mancing di air keruh,†ujarnya.
Melalui beberapa peristiwa ini, organisasi bisa menjadi media agar terlahir kedewasaan dan kecermatan menyerap informasi di masyarakat Kalbar. Hal ini menjadi penting dalam menjaga kebhinekaan dgn peran kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tanggung jawab ini, kata Happy, tidak melulu diemban pemerintah.
Namun semua elemen harus ikut berperan. “Baik ormas, pemerintah dan lapisan masyarakat. Pendidikan karakter merupakan kebutuhan mendesak, dan NU salah satu ormas terbesar diharapkan perannya,†ujarnya.
Sementara itu, Andrew Yuen, Sekretaris Alumni GMNI menambahkan, alumni GMNI menjadikan Pancasila UUD dan NKRI sebagai kemutlakan dalam berbangsa, siap bekerjasama dengan siapapun termasuk NU.
“Kami segenap pengurus Persatuan Alumni GMNI Kalimantan Barat mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Hildi Hamid sebagai ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Kalimantan Barat periode 2017-2022. Semoga dapat bekerja sama membangun membangun kerukunan umat di Kalimantan Barat,†tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017