Pontianak (ANTARA) - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (KIP Untan) mengadakan Lapak Baca buku gratis dengan tujuan memberi akses bacaan kepada publik.
"Kami meyakini bahwa buku merupakan jendela ilmu dan memiliki segudang manfaat, ilmu dari buku juga beragam jenis, tentu ilmu-ilmu itu akan menjadi tabungan di dalam pemikiran," kata Ketua GMNI Komisariat KIP Untan Kristian Jonathan, di Pontianak.
Lapak Baca digelar di Taman Digulis Untan pada Rabu (28/2), sejak siang hingga memasuki malam hari.
Disampaikan Bung Jo, sapaan akrabnya, dia merasa prihatin melihat jarang sekali ada perkumpulan yang membahas buku di Pontianak. Padahal membedah buku merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan daya nalar seorang individu. Selain itu membedah buku bersama bisa mengasah kemampuan adu argumentasi yang pastinya akan berguna dalam berbagai situasi.
Buku yang sediakan saat Lapak baca terdiri dari berbagai jenis, ada novel seperti Dunia Sophie dan juga buku Metoda Statistika. Jumlah yang disediakan sekitar 17 buku, beberapa pengunjung tampak antusias membaca namun tidak sedikit juga yang hanya sekadar melihat-lihat.
"Baca bersama itu punya manfaatnya tersendiri, di zaman perjuangan juga sering adanya baca bersama dilakukan oleh pemuda-pemudi, Soe Hok Gie salah satu tokoh yang sering diskusi dan membedah buku," katanya lagi.
Bung Jo menghimbau kepada pemuda-pemudi baik di Pontianak maupun Indonesia, terus semangat dalam membaca. Sebab membaca akan memberikan ilmu-ilmu baru, ilmu-ilmu yang tidak diajarkan di sekolah dan yang pasti, ilmu-ilmu tersebut memiliki manfaat.
Dia juga juga menyampaikan bahwa Lapak Baca ini direncanakan dilakukan secara rutin setiap Rabu, pada tempat-tempat yang berbeda.
Dia juga mengingatkan agar pemuda-pemudi lainnya dapat mengikuti jejak GMNI Komisariat KIP Untan untuk mengadakan Lapak Baca buku gratis sebab tidak semua orang memiliki buku bacaan. Sehingga dengan lapak baca buku gratis dapat memberikan akses pada masyarakat sekitar untuk membaca walaupun tidak memiliki bahan bacaan.
"Lapak baca itu penting, karena bisa berbagi buku yang belum tentu dimiliki orang lain, jadi walaupun ada yang tidak punya bahan bacaan, tetap bisa membaca bersama kami, dengan begitu angka literasi individu akan tetap terjaga," ujarnya.