Putussibau (Antara Kalbar) -Jalan-jalan tidak resmi atau "jalan tikus" di perbatasan Indonesia - Malaysia yang sering dijadikan tempat penyelundupan orang dan barang, baik dari Indonesia maupun dari Malaysia harus segera ditutup.

" Kami meminta kerja sama semua pihak agar `jalan tikus` itu segera ditutup, mengingat sering terjadi penyelundupan," kata Kepala Kantor Imigrasi III Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Ade Rahmat ketika ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Selasa.

Ade Rahmat menjelaskan untuk di Desa Badau Kecamatan Badau - Indonesia, ada dua jalan utama "jalan tikus" yang bisa dilalui roda empat yang menembus ke daerah Panggang dan Rakut - Malaysia.

" Yang pertama, jalan tikus di Pos Mentari menembus ke Panggang - Malaysia dan jalan tikus di SMAN 1 Badau yang menembus Rakut - Malaysia.

Menurut Ade, jika jalan tidak resmi itu tidak segera ditutup maka akan berdampak negatif yang mengancam generasi penerus bangsa, sebab jalan itu juga diduga tempat penyelundupan narkoba.

" Saya rasa jalan tikus itu ancaman bagi Bangsa kita, yang perlu disikapi dengan serius," tegas Ade.

Oleh sebab itu, Ade meminta kerja sama semua pihak untuk bersama - sama mengatasi persoalan jalan tikus.

Apalagi menurut Ade, Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat akan meresmikan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Negara Indonesia - Malaysia yang ada di Kecamatan Badau.

" Kami berharap sebelum kunjungan Presiden jalan yang tidak resmi sudah ditutup, dan ini perlu kesinergian semua pihak baik aparat penegak hukum maupun lapisan masyarakat," ujar Ade.



Pewarta: Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017