Ngabang (Antara Kalbar) - Kepala Dinas PU Kabupaten Landak, Erani mengatakan terhitung sejak tahun 2013 sampai 2016 pemerintah Kalimantan Barat menganggarkan Rp55 miliar untuk membangun ruas jalan di wilayah Air Besar, salah satunya ruas Serimbu-Betung-Tengon, dan ruas jalan Serimbu menuju Mangar sampai Nyari.

"Demikian dengan pembangunan jembatan gantung Unyak yang menjadi salah satu akses transportasi yang sangat vital bagi masyarakat, dimana jembatan ini menghubungkan beberapa daerah yang ada di sekitarnya. Makanya kita sangat berterima kasih kepada Gubernur Kalbar, Cornelis yang telah memperhatikan pembangunan di Landak ini," kata Erani di Ngabang, Jumat.

Dijelaskan Erani, untuk jembatan gantung Unyak ini memiliki panjang 60 meter lebih, dengan jalan menuju jembatan 30 meter sehingga total panjang jembatan sekitar 90 meter dengan lebar kurang lebih 3 meter dibuat sekitar satu tahun dengan pagu Rp1 miliar lebih.

Di tempat yang sama, Gubernur Kalbar Cornelis meminta masyarakat Sempatung dan sekitarnya agar menjaga jembatan Gantung Unyak dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga umur jembatan itu bisa panjang dan tetap aman dilewati.

"Tolong jembatan itu digunakan untuk kepentingan masyarakat, jangan ada yang mengambil bautnya, kawatnya, atau malah ada yang membuka lantainya, besinya jangan `dikilo` (dijual per kilogram), jaga baik-baik jembatan itu karena dibangun untuk kepentingan masyarakat, jangan sampai rusak," kata Cornelis, saat meresmikan jembatan itu pada Rabu kemarin.

Sementara itu, salah satu warga Dusun Unyak, Buijin menuturkan, sebelum adanya Jembatan Gantung Unyak, Rakit Bambu menjadi andalan masyarakat Dusun Unyak untuk menyeberangkan kendaraan bermotor roda dua melintasi sungai Landak yang lebarnya lebih 30 meter, namun apabila air pasang Rakit tak beroperasi baik dari wilayah Kuningan maupun dari Unyak, karena arus air deras.

"Kalau musim kemarau rakit bambu untuk menyeberangi sungai ini (Landak), sekali bawa kalau rakitnya masih baru bisa 5 sepeda motor, kalau rakitnya sudah lama paling mampu 4 motor." katanya.

Buijin mengakui rakit bambu tersebut juga untuk menyeberangi anak-anak sekolah, sehingga pemilik rakit harus siap sejak pagi dan menunggu seharian bila ada yang menyeberang, biasanya sampai malam kalau ada yang sakit atau mendadak ke Entikong atau sebaliknya pulang ke wilayah Sungkung atau Sajingan. Karena akses dari wilayah Sungkung, Sajingan, sampai Entikong juga melalui jalan dan jembatan ini. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017