Pontianak (Antara Kalbar) - BPJS Kesehatan Cabang Pontianak, Rabu, meluncurkan aplikasi "Mobile Skrining" untuk pelayanan pada peserta Jaminan Kesehatan Indonesia Kartu Indonesia sehat (JKN-KIS).

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pontianak Ansharuddin di Pontianak, mengatakan sasaran aplikasi Mobile Skrining tersebut tetap kepada seluruh peserta JKN-KIS, termasuk yang dibantu oleh pemerintah, mandiri, PNS, TNI dan Polri.

Ia menjelaskan, bagi peserta JKN-KIS yang tidak memiliki telepon android, peserta bisa melakukan pengisian formulir manual yang bisa didapatkan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada daerah masing-masing.

"Sebenarnya sebelum kita adakan aplikasi BPJS Mobile Skrining ini sudah ada cara manual, yaitu dengan cara pengisian formulir, namun antusias peserta rendah, karena hasilnya tidak langsung didapatkan," ungkapnya.

Ia berharap dengan adanya aplikasi mobile tersebut dapat memudahkan peserta BPJS Kesehatan untuk mengetahui lebih dini resiko penyakit, sehingga bisa melakukan pencegahan.

Mobile Skrining adalah sebuah aplikasi yang digagas oleh BPJS Kesehatan yang bisa didownload pada play store dari gadget android peserta JKN-KIS melalui aplikasi Mobile Skrining BPJS Kesehatan, yang berguna untuk mendeteksi atau mengindentifikasi secara dini resiko empat penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik dan jantung koroner.

Peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan mobile di Google Play Store kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan.

Setelah terdaftar dan mengklik tombol login peserta dapat memilih menu skrining riwayat kesehatan, kemudian peserta akan diminta mengisi 47 pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga peserta, dan pola makan peserta.

Apabila semua pertanyaan tersebut telah dijawab maka peserta akan mencoba hasil scanning riwayat kesehatan pada saat itu pula, kata Ansharuddin.

Menurut dia, dengan adanya aplikasi tersebut maka peserta JKN-KIS dapat dengan mudah mengetahui apakah dirinya termasuk dalam orang-orang yang berisiko tinggi, sedang, atau rendah, hanya dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di aplikasi itu.

"Jika peserta memiliki risiko rendah, maka mereka akan disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari, namun apabila dari hasil skrining peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi diabetes melitus, maka mereka akan memperoleh nomor legalitas atau nomor skrining sekunder dan akan diarahkan untuk mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar untuk memperoleh tindak lanjut serta melakukan pengecekan gula darah puasa dan gula darah puasa dan gula darah post prandial," katanya.

Jika peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi ketiga penyakit yang lain (hipertensi, ginjal kronik, dan jantung kroner), maka peserta disarankan agar melakukan konsultasi atas hasil skrining riwayat kesehatan tersebut.
(U.A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017