Pontianak  (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Sambas, Hairiah mengutuk tindakan asusila seorang guru berinisial MU terhadap tiga muridnya yang masih duduk di bangku kelas 1 SD pada Senin (13/3) dan baru terungkap dua hari kemudian.

"Kasus yang terjadi sangat kita sesalkan dan mengutuk keras hal tersebut karena perbuatan yang tidak bermoral yang dilakukan oleh seorang pendidik yang seharusnya memberikan perlindungan terhadap anak bukan malah sebaliknya," ujarnya saat di Sambas, Selasa.

Hairiah mendukung aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus tersebut untuk segera dituntaskan.

"Jika melihat modus yang dilakukan terhadap anak anak ini, apakah tersangka mempunyai kelainan seksual yang mengincar anak-anak sebagai mangsanya atau pidofelia, kita harapkan bisa terungkap dari proses penyidikan yang dilakukan oleh polisi," kata dia.

Hairiah khawatir tindakan bejat yang dilakukan MU tersebut bukan hanya yang terjadi pada anak orang tua yang melapor saja namun masih ada korban lainnya.

"Saya sangat khawatir, bisa saja masih ada lagi korban selain yang sudah terungkap karena tersangka sebagai guru yang selalu berinteraksi dengan muridnya. Sehingga mempunyai peluang yang cukup luas untuk melakukan niat jahatnya. Semogalah tak ada lagi,"katanya.

Hairiah berterima kasih kepada masyarakat yang mau mengungkap dan melaporkan kejadian tersebut karena dengan kepedulian yang tinggi dari masyarakat dapat menyelamatkan anak- anak lainnya dari predator seks yang ada di sekitar dengan berbagai jelmaan orang baik- baik.

Dari data yang ada dan yang melapor ke pihak kepolisian kasus asusila yang dilakukan oleh oknum guru SD terhadap anak didiknya ini merupakan kasus kesembilan dalam kategori pencabulan terhadap anak di bawah umur selama kurun Januari 2017 hingga saat ini.

(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017