Sukadana (Antara Kalbar) - Bupati Kayong Utara Hildi Hamid mengingatkan masyarakat terkait hari raya Nyepi yang jatuh pada 28 maret 2017 (1 Saka 1939) agar tetap menjaga kerukunan antarumat beragama yang telah terjaga dengan baik selama ini di kabupaten itu.
"Saya berharap kerukunan antarumat beragama yang sudah ada di Kayong Utara ini bisa tetap berjalan seperti ini, artinya rasa toleransi antarumat beragama ini dapat terus dipupuk, dijaga, agar di Kayong Utara ini lebih kondusif," ujar Hildi Hamid, Selasa.
Menurut Hildi Hamid, sebagai bentuk toleransi antarumat beragama, masyarakat di sekitar Desa Sedahan Jaya, khususnya yang Muslim dan agama lainnya juga ikut berpartisipasi dengan kegiatan umat Hindu di Desa Sedahan Jaya. Seperti tidak beraktivitas yang begitu mengganggu, demi memberikan rasa nyaman bagi umat Hindu melaksanakan ibadah Nyepi.
"Mulai dari Sedahan berkembang luas, hingga ke Sukadana, sekarangkan bahkan hari Nyepi mereka Melayu, Muslim disana juga ikut disana (Sedahan Jaya), tidak ada kegiatan apa-apa, ini memang sudah dilakukan masyarakat setempat," jelasnya.
Lanjutnya, saat ini Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) selalu menjalin komunikasi dengan antarumat beragama, sehingga segala hal yang dapat mengarah ke negatif dapat terselesaikan dengan musyawarah.
Kalaupun ada informasi yang sempat berkembang terkait penolakan bangunan rumah ibadah di suatu desa beberapa waktu lalu diakui Bupati yang sudah menjabat 2 periode ini, hal tersebut karena ada persyaratan yang dilanggar, sehingga ada penolakan dari masyarakat. Namun hal tersebut dapat terselesaikan tanpa merusak kerukunan antarumat yang sudah terjalin selama ini.
"Sampai saat ini di Kayong Utara sendiri belum ada gangguan-gangguan yang berdampak kepada masyarakat, misalnya rumah-rumah ibadah, selama, sepanjang mereka mengikuti aturan yang berlaku," ujarnya.
" Seperti yang kita dengar, adanya penolakan bangunan rumah ibadah di suatu desa, ini karena masyarakat juga sudah tahu, untuk membangun rumah ibadah itu ada persyaratan yang diikuti, namun hal ini tidak pernah sampai meluas, menjadi besar, tapi bisa diselesaikan masyarakat sendiri," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Saya berharap kerukunan antarumat beragama yang sudah ada di Kayong Utara ini bisa tetap berjalan seperti ini, artinya rasa toleransi antarumat beragama ini dapat terus dipupuk, dijaga, agar di Kayong Utara ini lebih kondusif," ujar Hildi Hamid, Selasa.
Menurut Hildi Hamid, sebagai bentuk toleransi antarumat beragama, masyarakat di sekitar Desa Sedahan Jaya, khususnya yang Muslim dan agama lainnya juga ikut berpartisipasi dengan kegiatan umat Hindu di Desa Sedahan Jaya. Seperti tidak beraktivitas yang begitu mengganggu, demi memberikan rasa nyaman bagi umat Hindu melaksanakan ibadah Nyepi.
"Mulai dari Sedahan berkembang luas, hingga ke Sukadana, sekarangkan bahkan hari Nyepi mereka Melayu, Muslim disana juga ikut disana (Sedahan Jaya), tidak ada kegiatan apa-apa, ini memang sudah dilakukan masyarakat setempat," jelasnya.
Lanjutnya, saat ini Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) selalu menjalin komunikasi dengan antarumat beragama, sehingga segala hal yang dapat mengarah ke negatif dapat terselesaikan dengan musyawarah.
Kalaupun ada informasi yang sempat berkembang terkait penolakan bangunan rumah ibadah di suatu desa beberapa waktu lalu diakui Bupati yang sudah menjabat 2 periode ini, hal tersebut karena ada persyaratan yang dilanggar, sehingga ada penolakan dari masyarakat. Namun hal tersebut dapat terselesaikan tanpa merusak kerukunan antarumat yang sudah terjalin selama ini.
"Sampai saat ini di Kayong Utara sendiri belum ada gangguan-gangguan yang berdampak kepada masyarakat, misalnya rumah-rumah ibadah, selama, sepanjang mereka mengikuti aturan yang berlaku," ujarnya.
" Seperti yang kita dengar, adanya penolakan bangunan rumah ibadah di suatu desa, ini karena masyarakat juga sudah tahu, untuk membangun rumah ibadah itu ada persyaratan yang diikuti, namun hal ini tidak pernah sampai meluas, menjadi besar, tapi bisa diselesaikan masyarakat sendiri," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017