Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Sambas, Hairiah mengatakan Sambas yang memiliki perbatasan langsung dengan negara Malaysia memiliki potensi yang besar secara ekonomi sehingga saat ini telah dipersiapkan sejumlah langkah membidik potensi tersebut.

"Kita yang memiliki luas 6.395,7 kilometer persegi atau 4,36 persen dari luas Kalbar dan memiliki 19 kecamatan memiliki potensi yang besar secara ekonomi baik itu potensi SDM maupun SDA. Namun potensi yang ada ini perlu diperkuat dan dimaksimalkan lagi," ujar Hairiah saat menjadi satu di antara beberapa pembicara dalam Seminar Peluang ekonomi perbatasan pasca dibukanya tiga pintu PLBN yang digelar di Pontianak, Rabu.

Ia memaparkan untuk potensi SDA itu meliputi potensi perikanan laut, potensi pertanian dan perkebunan serta tambang dan gas.

"Untuk perikanan laut kita sangat besar dan itu terletak di daerah Paloh, Pemangkat dan Selakau. Hingga saat ini sudah cukup baik. Potensi pertanian dan perkebunan itu seperti padi, jeruk, karet, kelapa sawit. Sementara untuk tambang dan gas masih belum digali," kata dia.

Ia merincikan bahwa saat ini di Sambas memiliki luas padi 93.890 hektare dengan produksi 264.579 ton per tahun dan dalam waktu dekat akan menjadi sentra pengekspor beras premium ke Malaysia.

Kemudian untuk jeruk siam Sambas saat ini seluas 8.889,30 hektare dengan produksi 15.017,37 ton per tahun.

"Untuk perkebunan unggulan kita seperti karet memiliki luas 54.193 hektar dengan produksi 17.750 ton per tahun, kelapa sawit seluas 85.406 hektare dengan produksi 105.934 ton per tahun dan lada dengan luas 1.468 hektare dengan produksi 450 ton per tahun," jelasnya.

Dia menambahkan untuk SDM terutama dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan data BPS sangat potensial yakni sebanyak 523.115 jiwa. Dengan jumlah penduduk terutama untuk angkatan kerja yang bekerja ke negara tetangga mendominasi dari Kalbar.

"Namun ke depan harapan kita untuk pejuang devisa kita di Malaysia sudah lebih baik dan tidak di buruh kasar. Kita ingin pekerja dari kita itu menjadi bidan atau misalnya manager di perkebunan serta lainnya," jelasnya.

Khusus terhadap sudah hadirnya PLBN Aruk dan telah diresmikan oleh Presiden RI beberapa lalu ia berharap bisa segera menjadi pelabuhan ekspor darat. Sehingga bisa menjadi sarana untuk pemasaran produk lokal dengan segala potensi yang ada.

"Soal PLBN dan perbatasan kita tentu berharap pemerintah pusat untuk terus memperhatikan dalam segala hal karena wewenang di sana. Kita daerah bukan bermanja atau tergantung dengan pusat melainkan memang soal itu masih di bawah wewenang pusat," jelasnya.
*

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017