Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalbar, Thamrin Usman mengajak semua pihak menahan diri terkait dinamika sosial yang saat ini mencuat.
"ICMI sudah menggelar pertemuan dan mengambil sikap. Kami menyatakan keprihatinannya atas dinamika yang terjadi saat ini. Kami dari ICMI tidak berharap respon itu menjadi kontraproduktif," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia kembali meminta semua pihak menahan diri dan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah ini.
"Kami berharap jangan ada respon berlebihan yang malah menjadi kontraproduktif. Sehingga akibatnya berdampak buruk pada kondisi sosial dan ekonomi kita. Keamanan adalah kunci dalam aktivitas kita sehari-hari," kata dia.
Terkait rencana aksi pada 20 Mei 2017, menurut dia, pengumpulan massa besar-besaran bisa berpotensi menimbulkan gesekan. Apalagi apabila di dalamnya ada pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja menimbulkan gesekan.
"Kita tidak ingin ada konflik horizontal di Kalbar. Kalbar sedang membangun, dan kita sedang berusaha bangkit dalam pembangunan ekonomi dan manusia. Apalagi saat ini peringkat IPM kita nomor rendah di nasional dan nomor buncit di Kalimantan. Kalau ditambah yang begini-begini tentu tidak bagus," paparnya.
Pihaknya meminta aparat negara untuk mencegah jangan sampai aksi tersebut merembet kemana-mana. Organisasi yang berisi kaum intelektual Muslim ini juga meminta masyarakat untuk tidak percaya begitu saja ajakan dan hasutan yang memperburuk situasi.
"Kepada kelompok yang merasa dibawa dalam aksi tanggal 20 kami mintakan untuk verifikasi dan cross check apa betul ada imbauan aksi tersebut. Siapa yang menjadi komandan aksi. Siapa yang bertanggungjawab. Kalau tidak tahu siapa yang menggerakan, maka anggaplah itu sebagai kabar hoax," jelasnya.
Selaku Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak ia meminta kepada mahasiswanya untuk tidak turut dalam demonstrasi pada tanggal 20 Mei mendatang. Bahkan pihaknya siap mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswanya.
"Sebagai pemimpin Untan saya akan bertindak dan memberikan sanksi keras untuk mereka yang berdemo. Bahkan bisa dikeluarkan dari kampus ini kalau masih bersikeras," tegasnya.
(U.KR-DDI/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"ICMI sudah menggelar pertemuan dan mengambil sikap. Kami menyatakan keprihatinannya atas dinamika yang terjadi saat ini. Kami dari ICMI tidak berharap respon itu menjadi kontraproduktif," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia kembali meminta semua pihak menahan diri dan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah ini.
"Kami berharap jangan ada respon berlebihan yang malah menjadi kontraproduktif. Sehingga akibatnya berdampak buruk pada kondisi sosial dan ekonomi kita. Keamanan adalah kunci dalam aktivitas kita sehari-hari," kata dia.
Terkait rencana aksi pada 20 Mei 2017, menurut dia, pengumpulan massa besar-besaran bisa berpotensi menimbulkan gesekan. Apalagi apabila di dalamnya ada pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja menimbulkan gesekan.
"Kita tidak ingin ada konflik horizontal di Kalbar. Kalbar sedang membangun, dan kita sedang berusaha bangkit dalam pembangunan ekonomi dan manusia. Apalagi saat ini peringkat IPM kita nomor rendah di nasional dan nomor buncit di Kalimantan. Kalau ditambah yang begini-begini tentu tidak bagus," paparnya.
Pihaknya meminta aparat negara untuk mencegah jangan sampai aksi tersebut merembet kemana-mana. Organisasi yang berisi kaum intelektual Muslim ini juga meminta masyarakat untuk tidak percaya begitu saja ajakan dan hasutan yang memperburuk situasi.
"Kepada kelompok yang merasa dibawa dalam aksi tanggal 20 kami mintakan untuk verifikasi dan cross check apa betul ada imbauan aksi tersebut. Siapa yang menjadi komandan aksi. Siapa yang bertanggungjawab. Kalau tidak tahu siapa yang menggerakan, maka anggaplah itu sebagai kabar hoax," jelasnya.
Selaku Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak ia meminta kepada mahasiswanya untuk tidak turut dalam demonstrasi pada tanggal 20 Mei mendatang. Bahkan pihaknya siap mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswanya.
"Sebagai pemimpin Untan saya akan bertindak dan memberikan sanksi keras untuk mereka yang berdemo. Bahkan bisa dikeluarkan dari kampus ini kalau masih bersikeras," tegasnya.
(U.KR-DDI/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017