Ketapang (Antara Kalbar) - Kelompok Kerja (Pokja) Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat Kabupaten Ketapang pada tanggal 21-24 Mei 2017 melakukan kunjungan belajar ke Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Lokasi ini dipilih karena sebelumnya di kedua kabupaten itu telah dilaksanakan "Proyek untuk Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat (FCP)" yang mendemonstrasikan keberhasilan pencegahan kebakaran hutan di tingkat desa.

Sebagai persiapan menuju peningkatan skala pencegahan kebakaran berbasis masyarakat pada tingkat kabupaten di Ketapang, akan lebih baik bagi staf yang terkait untuk belajar dari pengalaman sukses di dua kabupaten tersebut.

Kunjungan belajar secara khusus bertujuan untuk mempelajari pengalaman FCP pada aspek mengapa masyarakat desa mengubah praktik penggunaan api dan bagaimana transformasi ini dapat berlangsung.

Kemudian, bagaimana proses terjadinya perubahan sikap dan peran aktor kunci dalam proses tersebut. Dengan memahami alasan perubahan perilaku serta proses dan peran aktor, peserta diharapkan memperoleh ide yang jelas untuk pekerjaannya dalam pencegahan kebakaran, serta terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaannya di bulan-bulan mendatang.

Pada hari pertama kunjungan belajar tanggal 21 Mei 2017, peserta melakukan perjalanan dari Ketapang menuju Pontianak dan dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Kota Singkawang.

Pada hari kedua tanggal 22 Mei, peserta mengunjungi dua desa yang terletak di Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Bengkayang. Desa pertama yang dikunjungi adalah Desa Sungai Jaga A.

Dalam kunjungan ini, peserta diterima oleh Ketua Pokja Kabupaten Bengkayang, Murdyanto didampingi oleh Sekretaris Pokja Edmundus Edi.

Juga turut menyambut adalah anggota Pokja sekaligus anggota Tim Pendamping Desa (TPD) Antara Hendriyono, Mawadi, Yuyuk dan Ketua TPD Sungai Jaga A sekaligus Kepala Desa Hamdani. Juga turut hadir anggota-anggota kelompok tani dan masyarakat peduli api (MPA), serta anggota kelompok masyarakat lain.

Dalam sesi berbagi pengalaman, Kepala Desa Sungai Jaga A menyampaikan bahwa pada awal mula TPD terbentuk, banyak kesulitan yang mereka hadapi, termasuk dikejar-kejar oleh warga yang bersenjata tajam.

Namun seiring perjalanan waktu, TPD menemukan perannya, dimana masyarakat di Desa Sungai Jaga A merasa kurang memperoleh perhatian dari pemerintah, sehingga TPD mengambil peran sebagai penyambung lidah desa dan pemerintah daerah.

Dengan melakukan hal tersebut, maka TPD berhasil membantu tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat melalui budidaya pisang dan kelapa, dimana hasil budidaya pisang dapat mencapai 200 ton/bulan dan kelapa dapat mencapai 14 ton/minggu.

Seiring perjalanan waktu, dengan keberadaan tanaman-tanaman produktif milik warga di sekitar lingkungan desa, maka terjadi dialog dan diskusi, apa yang sebaiknya dilakukan ketika seseorang menyalakan api yang kemudian membakar tanaman produktif tetangga.

Dibuat kesepakatan lisan tentang sanksi denda yang akan dikenakan kepada warga yang memulai api yang membakar tanaman produktif milik tetangganya.

Kesepakatan ini disebar dari mulut ke mulut oleh warga, tanpa perlu dituangkan secara resmi dalam bentuk Perdes. Kesepakatan ini juga dijalankan dengan tegas, dimana salah satu kasus kebakaran berujung pada denda sebesar Rp11.000.000,- yang harus dibayar oleh pelaku yang memulai api.

Catatan lain dari kunjungan ke Sungai Jaga A adalah, bahwa TPD bukan hanya tentang penanganan kebakaran, namun juga pemberdayaan masyarakat. Sehingga dimana pun dan kapan pun, dalam kesempatan apa pun, TPD hendaknya selalu mempromosikan tentang kegiatan-kegiatan TPD dan apa tujuannya.

Setelah kunjungan ke Sungai Jaga A, kelompok melanjutkan perjalanan ke Dusun Melimpas, Desa Sungai Duri, Kec. Sui Raya, Kabupaten Bengkayang. Dalam pertemuan kali ini, disambut oleh wakil ketua dan sekretaris TPD beserta anggota kelompok MPA dan kelompok tani masyarakat.

Wakil ketua TPD menyampaikan bahwa di Desa Sungai Duri, dari 7 dusun yang ada, tiga diantaranya kritis rawan kebakaran. Namun dengan mencari akar permasalahan kenapa terjadi kebakaran, melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat langsung kenyataan, kemudian melakukan rembukan dengan masyarakat; maka pelan-pelan TPD bisa menggali ide-ide dari masyarakat yang mayoritas adalah petani, dan membina ide-ide tersebut. Sehingga TPD tidak turun ke masyarakat dengan membawa inisiatifnya sendiri, sebaliknya membina ide-ide masyarakat.

Sejauh ini TPD berhasil membentuk MPA yang tidak memperoleh dukungan dana untuk insentif anggota atau pun untuk pengadaan peralatan, dan hampir semua dilakukan dengan upaya sendiri, memanfaatkan dana-dana yang tersedia di tingkat desa.

Setelah berbagi pengalaman, kelompok melakukan kunjungan lapangan ke salah satu sumur yang digali sebagai upaya penanganan jika terjadi kebakaran, kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Pontianak untuk kemudian melakukan kunjungan ke Kantor Bupati Kubu Raya dan Manggala Agni DAOPS Kalimantan Barat pada tanggal 23 Mei 2017.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017