Pontianak (ANTARA) - Pj Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Mohammad Bari mengatakan mulai tahun 2024 dua kabupaten di daerah itu juga dihitung tingkat inflasinya, sehingga saat ini ada lima kabupaten/kota yang masuk dalam penghitungan inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kabupaten Ketapang yang sejak tahun 2024 masuk menjadi Kabupaten yang diukur tingkat inflasinya, dimana pada bulan Januari 2024 mengalami inflasi 4,31 persen (year on year). Sebelumnya ada tiga kabupaten/kota yang tingkat inflasinya sudah dihitung, yaitu Kota Pontianak, Sintang dan Singkawang," kata Bari di Pontianak, Jumat.
Bari menyampaikan kondisi perekonomian Kalbar pada tahun 2023 berhasil mengendalikan inflasi. Akan tetapi untuk tahun 2024, ia mengingatkan untuk waspada mengingat inflasi bulan Januari 2024 sebesar 0,56 persen yang disebabkan Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara yang sejak Tahun 2024 masuk menjadi Kabupaten yang diukur tingkat inflasinya selain Kota Pontianak, Sintang dan Singkawang.
Bari menjelaskan inflasi yang tidak terkendali akan mengurangi daya beli masyarakat dan bisnis, sehingga Inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk itu, Pj Gubernur menekankan pentingnya konsisten kerja keras, kerja sinergis antara pemerintah dan swasta, dan kerja yang berkelanjutan dalam pengendalian inflasi daerah," tuturnya.
Dia menambahkan Presiden Jokowi pada Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang dilaksanakan pada 22 Desember 2023 juga mengungkapkan Ekonomi Outlook 2024 Indonesia sangat optimis karena melihat kinerja ekonomi kita dan optimis karena situasi politik yang dingin menjelang Pemilu 2024.
"Kondisi perekonomian Kalimantan Barat sendiri pada Tahun 2023 telah berhasil mengendalikan inflasi, di mana inflasi Kalimantan Barat sebesar 2,02 persen (year on year) di bawah rata-rata nasional sebesar 2,06 persen (year on year) dan menjadi 10 provinsi dengan inflasi terendah nasional. Namun untuk tahun 2024 kita harus tetap waspada mengingat inflasi bulan Januari 2024 sebesar 0,56 persen (month to month)," katanya.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat mengalami perlambatan pada tahun 2023, dimana tumbuh sebesar 4,46 persen atau turun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2022 sebesar 5,07 persen.
Hal ini dipengaruhi dengan terkontraksinya pertumbuhan sektor pertambangan sebesar -15,81 persen dan di sisi PDRB pengeluaran ekspor barang dan jasa Kalbar terkontraksi sebesar 23,93 persen terutama dengan adanya kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah khususnya bauksit (mulai 10 Juni 2023) dan dampak El Nino terhadap sektor pertanian khususnya tanaman pangan.
"Hal-hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang pertumbuhan ekonomi 2024 dan pondasi transformasi ekonomi sampai dengan 2045," kata Bari.