Sukadana (Antara Kalbar) - Ketersediaan elpiji bersubsidi 3 kilogram di Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat, hingga saat ini masih normal dan belum terlihat adanya lonjakan permintaan di tingkat masyarakat.

Hal tersebut menurut Direktur PT Citra Inti Nusantara (PT CIN), Yan Andria, yang dihubungi di Sukadana, Rabu.

Meski begitu, pihaknya selaku salah satu agen penugasan PT Pertamina yang bertugas mendistribusikan elpiji 3 kilogram di wilayah Rayon KKU, menyiapkan satu armada cadangan untuk sewaktu-waktu dipergunakan apabila terjadi peningkatan permintaan di tingkat pangkalan selama bulan Ramadhan mendatang.

Saat ini, untuk pendistribusian elpiji 3 kilogram ke wilayah KKU pihaknya mengoperasikan empat unit armada yang setiap harinya memasok ke 33 pangkalannya secara bergiliran. "Paling jauh kami mendistribusikan elpiji 3 kilogram ini ke Pulau Maya dan Pulau Karimata dengan menggunakan jalur laut," kata Yan Andria.

Terkait kendala distribusi, ia menyebutkan banyak faktor yang memengaruhinya. "Faktor cuaca tentu akan menjadi kendala tersendiri untuk pengiriman ke pulau-pulau terutama di musim gelombang tinggi. Hal lain seperti infrastruktur jalan di beberapa lokasi juga ada yang tidak bisa dilalui oleh armada kami," katanya.

Untuk kondisi seperti itu, pihaknya bekerja sama dengan pangkalan untuk melakukan serah terima di titik tertentu yang menjadi kesepakatan kedua pihak. "Hal ini kami lakukan agar elpiji 3 kilogram ini tetap bisa tersalurkan hingga ke wilayah-wilayah terpencil seperti itu," ujarnya.

Ia mencontohkan, seperti untuk ke wilayah kepulauan, agen dan pangkalan menyepakati titik serah dilakukan di Pelabuhan Teluk Batang. Kemudian dilanjutkan diangkut menggunakan kapal oleh pangkalan. Begitu juga dengan pangkalan yang berada di wilayah Paket VI, Kecamatan Seponti, pihaknya melakukan pengantaran sampai ke dermaga di Paket V, selanjutnya pangkalan menjemputnya dengan menggunakan kapal melalui jalur sungai.

Faktor lain juga yang bisa menjadi kendala terkait stok elpiji ini adalah ketersediaan elpiji di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) atau depot pengisian di Ketapang. Kadangkala karena faktor cuaca maupun pasang surut alur Sungai Pawan menuju dermaga SPBE bisa menjadi kendala tersendiri. "Pernah terjadi, tetapi tidak berlangsung lama dan tidak pernah sampai stok kosong. Pihak SPBE akan tetap menyalurkan gas ke masing-masing agen meski jumlahnya dibatasi," imbuhnya.

Terkait antisipasi peningkatan permintaan tambahan elpiji di tingkat pangkalan, menjelang dan selama bulan Ramadhan ini, dijelaskannya ia selalu berkoordinasi dengan pihak SPBE maupun Pertamina untuk sewaktu-waktu apabila kondisinya mengharuskan penambahan kuota. "Namun itu bergantung dari pihak Pertamina, tetapi jika melihat pengalaman yang lalu-lalu respon Pertamina terhadap kondisi seperti itu cepat tanggap. Intinya kami terus berkoordinasi saja," katanya.

Menurut prediksinya, secara umum pasokan gas bersubsidi ini aman hingga di level masyarakat. "Kuota yang diberikan oleh pemerintah, saya kira sudah diperhitungkan oleh pemerintah berdasarkan jumlah penduduk miskin di suatu daerah, karena sesungguhnya elpiji bersubsidi ini kan hanya diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu. Tetapi, memang, kenyataannya di lapangan masih banyak masyarakat kategori mampu yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram," paparnya.

Untuk mengantisipasinya, saat ini pemerintah melalui PT Pertamina sudah menyediakan alternatif bahan bakar gas lain yg diperuntukan bagi masyarakat kategori mampu yakni Bright Gas 5,5 kilogram non subsidi.

(T011/N005) 

Pewarta: Doel

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017