Sambas (Antara Kalbar) - Kalangan pedagang kuliner yang ada di Lantai Dua Pasar Rakyat Tebas di Kabupaten Sambas mengeluhkan sepinya pembeli sehingga tidak bisa menutupi biaya sewa.

"Saya menjual bakso dan sate. Kalau hanya dapat menjual dua porsi dalam sehari mau untung darimana kami yang berjualan di lantai atas ini. Jangankan untung, balik modal saja susah," ujar satu di antara pedagang, Erliwati saat dihubungi di Sambas, Kamis.

Sementara itu kata dia, setiap hari para pedagang harus membayar retribusi dan pungutan untuk kebersihan, listrik, air dan jaga malam.

"Setiap hari kami harus membayar Rp9.000 yang terdiri dari untuk retribusi Rp2.000 dan biaya kebersihan, listrik, air serta jasa untuk jaga malam sebesar Rp7.000," kata dia.

Faktor sepinya pembeli dijelaskannya lantaran saat ini telah banyak para penjual menjajakan jualannya di kaki lima. Dengan hal itu ia berharap pemerintah untuk tegas untuk menertibkan dan berjualan secara resmi.

"Pemerintah harus tegas mengaturnya kalau tidak boleh ya tentu tidak boleh semuanya. Kalau satu turun berdagang di kaki lima semua juga harusnya bisa turun. Namun ini tidak demikian, ada yang di kaki lima berjualannya. Tentu kami yang berdagang di atas tidak ada pembeli," terangnya.

Sepinya pelanggan turut juga disampaikan oleh Sol`am yang berdagang minuman di lantai atas PRT.

"Memang pengunjung tidak setiap hari ramai, bisa dibilang musiman. Biasanya ramai pada saat mau lebaran atau ketika karyawan perusahaan sawit setelah gajian," katanya.

Lanjutnya kurang tegasnya pemerintah juga menjadi salah satu penyebab pengunjung sepi. Menurutnya dalam sepakatan awal setahun lalu, penjual makanan dan minuman orang yang berbeda.

"Di lantai atas kami masih menyepakati itu, namun di lantai bawah sudah ada yang melanggar kesepakatan dengan turut menjual minuman. Padahal kami siap melayani, dalam hal inilah kami minta pemerintah tegas," kata dia.

(KR-DDI/M019)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017