Entikong (Antara Kalbar) - Sudah sewindu lamanya mengemban tugas sebagai teknisi LPP RRI Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Budi Minarno (36), pria kelahiran Teluk Pak Kedai, Kubu Raya mengaku enjoy dengan profesinya sebagai teknisi.
    Di LPP RRI Entikong Budi biasanya  menangani hal-hal yang berkaitan dengan transmisi-distribusi, studio, multimedia. Diantaranya mengoperasionalkan dan melakukan perawatan dan perbaikan alat.
    "Saya cukup enjoy disini dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Apalagi sejak dirintis adanya stasiun RRI Entikong yang menyuarakan suara masyarakat di perbatasan Kalbar, Indonesia-Sarawak Malaysia dengan berbagai dinamika. Tentu sarat dengan tantangan dan pengalaman juga," ujarnya.
    Budi mengaku awalnya pada bulan Agustus 2009 mengikuti rintisan radio perbatasan RRI Entikong mengudara sekitar 12 jam. Kemudian pada tahun 2010 RRI Entikong akhirnya dapat beroperasi 19 jam.
   "Pertama kali disini kita awalnya cuma 11 orang yang ditempatkan bertugas. Tetapi sekarang sudah 25 orang. Kalau dihitung-hitung sudah tiga kali pergantian kepsta," kenangnya.
    LPP RRI Entikong mengudara pada frekuensi fm 100,7 mhz, fm 97 mhz, streaming rri.co.id dan dapat pula didengar melalui rriplay melalui riceive dvb parabola DAB+ digital audio broadcast freq. 229,027.
    Stasiun LPP RRI itu berada persis di lintas Malindo, Desa Semangit, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Saat ini statusnya tipe C, dan dipimpin kepala Stasiun Ir. Oktavianus.
   "Selama 19 jam mengudara sekarang ini khusus fm 100,7 mhz kita fungsikan lima kilo watt. Kalau fm 97 mhz di Sanggau kita gunakan repeater 150 kW," jelasnya.
    Jangkauan siaran LPP RRI Entikong saat ini dikatakan Budi dapat di monitor pendengar di Kabupaten Sanggau, Landak, Sintang, Bengkayang, Sambas dan Sekitarnya. Radio diberanda negeri itu juga dapat didengar hingga ke bandara Kuching, Malaysia dan sekitarnya.
    "Kalau program siar kita variatif. Berita, hiburan, budaya, edukasi, interaktif dan sebagainya. Antusiasme masyarakat mendengarkan RRI Entikong luar biasa," kata Budi.
    Menurut Budi, jika siaran mengalami gangguan selama satu hingga dua jam lamanya, pendengar kadang datang langsung ke LPP RRI Entikong untuk menanyakan hal itu. Untuk kondisi tersebut,  dapat diantisipasi dengan pemancar back up.
     "Tetapi kadang kita disini juga terkendala dengan suku cadang. Biasanya suku cadang itu kita pesan langsung dari Jakarta. Bisa sampai satu bulan juga. Rentang jarak dan waktu ini masalahnya. Tapi disini hal yang berkaitan dengan kelangsungan siaran selalu kita utamakan. Terjadi gangguan, urgen biasanya kita fungsikan perangkat cadangan agar siaran dapat berjalan dengan tuntas,"bebernya.
    Secara manusiawi Budi mengaku kerap merindukan keluarga di Pontianak. Maklum saja sewindu bertugas di Entikong, istri dan keluarga kerap ia tinggalkan. Tak jarang biasanya Budi harus mengikuti kegiatan dinas yang berkaitan dengan tupoksinya, meski harus ke Jakarta dan daerah lain yang menjadi pusat kegiatan peningkatan kualitas SDM teknis LPP RRI.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017