Sukadana (Antara Kalbat) - Bupati Kayong Utara Hildi Hamid yang segera berakhir masa jabatannya berharap kepada bupati mendatang dapat melanjutkan program pendidikan gratis 12 tahun dan 10 sarjana per desa untuk masyarakat di Kayong Utara.

Melalui kata sambutannya di Desa Dusun Besar, Kecamatan Pulau Maya dalam acara Safari Ramadhan, Hildi mengharapkan tidak ada lagi masyarakat kepulauan yang putus sekolah, terlebih karena alasan kekurangan biaya.

Karena Pemkab sekarang ini memberikan pendidikan 100 persen gratis termasuk pakaian sekolah.

"Dari pertama saya menjabat sebagai bupati, banyak anak kepulauan yang putus sekolah dikarenakan minimnya fasilitas sekolah ataupun sulitnya akses menuju sekolah sehingga orangtua enggan menyekolahkan anaknya," ujar dia.

Hingga sekarang, gedung sekolah telah dibangun, transportasi telah diperbaiki, ditambah lagi pendidikan gratis 12 tahun dan 10 sarjana perdesa. "Jadi, tidak ada lagi alasan anak putus sekolah dan semoga Bupati yang menggantikan saya nanti dapat melanjutkan pendidikan gratis di Kayong Utara ini," ucapnya.

Kabupaten Kayong Utara yang secara nasional ditetapkan sebagai kabupaten dengan peningkatan IPM tertinggi sebesar 2,69 persen. Pemkab Terus berupaya merangsang minat pendidikan melalui program pendidikan gratis 12 tahun.

Menurut Hildi, IPM diibaratkan seperti sebuah investasi jangka panjang, di mana dapat dinikmati satu atau dua tahun ke depan.

"Kita sadari semua butuh pengorbanan dan perjuangan, terutama bagi masyarakat kepulauan yang masih minim fasilitas. Dengan pendidikan lah dapat memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma dan dapat membangun daerahnya sendiri," ucap bupati yang telah menerima penghargaan peduli HAM terkait program pendidikan dan kesehatan gratis.

Selanjutnya, Hildi memberikan pemahaman kepada para orang tua untuk selalu memotivasi putra putrinya mengejar pendidikan setinggi mungkin, karena yang didapat selama ini orang tua enggan mengiklaskan anak-anaknya untuk melanjutkan sekolah diluar daerah, yang berakibat putus sekolah dan berujung pada pernikahan dini.

"Pemerintah telah memberlakukan 10 sarjana perdesa, memberikan beasiswa bagi yang berprestasi maupun yang kurang mampu. Kami telah menjalin kerja sama dengan universitas ternama di Malang, STIKES Semarang, dan baru-baru ini Pemkab menggelar MoU dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang, agar nantinya muncul tenaga-tenaga penyuluh pertanian," kata dia.

Semua ini untuk menfasilitasi putra/putri Kayong mendapatkan pendidikan yang tinggi sehingga beberapa tahun ke depan akan ada anak asli Kayong Utara yang menjadi tenaga kerja profesional dan dapat membangun daerahnya masing-masing serta dapat membanggakan orangtuanya.

Pewarta: Rizal/Doel

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017