Putussibau (Antara Kalbar) - Tidak bisa dipungkiri rasa dan aromanya yang menggiurkan selalu membuat siapapun yang pernah merasakannya selalu ketagihan.
Apalagi disaat bulan Ramadhan tidak ketinggalan kerupuk basah banyak diminati masyarakat untuk menjadi menu saat berbuka puasa.
"Yang namanya kerupuk basah tidak pernah ketinggalan, meskipun ada menu lain, namun kerupuk basah menjadi menu andalan saat berbuka puasa," kata Fitri Wahyuni warga Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu.
Dikatakan Fitri, untuk mendapatkan kerupuk basah tidak begitu sulit, sebab di setiap tempat jajanan di sepanjang jalan Putussibau maupun di pasar juadah selalu ada orang menjualnya.
"Dimana - mana ada di jual harganya pun terjangkau berkisar antara Rp10 ribu dan ada juga yang Rp20 ribu," tutur Fitri.
Bahkan menurut Fitri, rata - rata masyarakat Kapuas Hulu bisa membuat kerupuk basah, sehingga tidak aneh lagi ketika di Hari Raya seperti Lebaran masing - masing rumah ada menyajikan kerupuk basah.
Lebih lanjut Fitri menuturkan cara membuat kerupuk basah juga tidaklah sulit, kerupuk basah terbuat dari daging ikan air tawar asal Kapuas Hulu.
Kemudian, daging ikan tersebut dicampur tepung tapioka atau tepung sagu, tentu saja di adonan dicampur juga bumbu penyedap seperti garam, bawang putih, merica dan yang membuat rasanya lezat yaitu dicampur lemak ikan.
"Dijamin siapapun yang pernah merasakan makana kuliner Kapuas Hulu itu pasti selalu ketagihan," tutur Fitri.
Sementara itu, Sumiarty (35) seorang pembuat kerupuk basah mengaku kualahan melayani pesanan saat bulan puasa ini, sebab tidak hanya dibeli masyarakat umum, kerupuk basah buatannya juga dipesan sejumlah pedagang di pasar Juadah untuk di jual kembali.
Dikatakan Sumiarty dalam selungkung (sebatang) kerupuk basah buatannya seharga Rp10 ribu, rata - rata dalam sehari terjual 1000 - 1500 batang.
"Kalau hari biasa paling saya buat 800 batang, namun saat bulan puasa ini pesanan meningkat, Alhamdulillah ini bulan berkah," tutur Sumiarty tersenyum lebar.
Meskipun pesanan lebih banyak dari sebelumnya, ibu dari dua orang anak itu mengaku tetap menjaga kualitas rasanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Apalagi disaat bulan Ramadhan tidak ketinggalan kerupuk basah banyak diminati masyarakat untuk menjadi menu saat berbuka puasa.
"Yang namanya kerupuk basah tidak pernah ketinggalan, meskipun ada menu lain, namun kerupuk basah menjadi menu andalan saat berbuka puasa," kata Fitri Wahyuni warga Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu.
Dikatakan Fitri, untuk mendapatkan kerupuk basah tidak begitu sulit, sebab di setiap tempat jajanan di sepanjang jalan Putussibau maupun di pasar juadah selalu ada orang menjualnya.
"Dimana - mana ada di jual harganya pun terjangkau berkisar antara Rp10 ribu dan ada juga yang Rp20 ribu," tutur Fitri.
Bahkan menurut Fitri, rata - rata masyarakat Kapuas Hulu bisa membuat kerupuk basah, sehingga tidak aneh lagi ketika di Hari Raya seperti Lebaran masing - masing rumah ada menyajikan kerupuk basah.
Lebih lanjut Fitri menuturkan cara membuat kerupuk basah juga tidaklah sulit, kerupuk basah terbuat dari daging ikan air tawar asal Kapuas Hulu.
Kemudian, daging ikan tersebut dicampur tepung tapioka atau tepung sagu, tentu saja di adonan dicampur juga bumbu penyedap seperti garam, bawang putih, merica dan yang membuat rasanya lezat yaitu dicampur lemak ikan.
"Dijamin siapapun yang pernah merasakan makana kuliner Kapuas Hulu itu pasti selalu ketagihan," tutur Fitri.
Sementara itu, Sumiarty (35) seorang pembuat kerupuk basah mengaku kualahan melayani pesanan saat bulan puasa ini, sebab tidak hanya dibeli masyarakat umum, kerupuk basah buatannya juga dipesan sejumlah pedagang di pasar Juadah untuk di jual kembali.
Dikatakan Sumiarty dalam selungkung (sebatang) kerupuk basah buatannya seharga Rp10 ribu, rata - rata dalam sehari terjual 1000 - 1500 batang.
"Kalau hari biasa paling saya buat 800 batang, namun saat bulan puasa ini pesanan meningkat, Alhamdulillah ini bulan berkah," tutur Sumiarty tersenyum lebar.
Meskipun pesanan lebih banyak dari sebelumnya, ibu dari dua orang anak itu mengaku tetap menjaga kualitas rasanya.
Editor : Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017