Sukadana (Antara Kalbar) - Ratusan hektare lahan pertanian warga transmigrasi Dusun Sidorejo, Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, yang terendam banjir terancam gagal panen.
"Padi mereka saat ini sedang mau keluar, kalau sudah direndam banjir dalam satu hari saja tidak bisa diharapkan lagi hasilnya," ujar Kepala Desa Sedahan Jaya, Naza Nadira ketika dihubungi, Selasa.
Menurut dia, sedikitnya ada 200 hektare lahan pertanian di Sidorejo yang terendam banjir akibat intensitas hujan yang tinggi mengguyur Sukadana pada Kamis (1/6).
"Saat ini memang belum diketahui berapa hektare padi yang pastinya mengalami kegagalan, namun sudah dapat dipastikan apabila padi baru berbuah yang terendam banjir akan menjadi rusak atau gagal panen," jelasnya.
Padahal menurutnya, hasil pertanian warga transmigrasi tersebut penyumbang cukup besar terhadap hasil panen di desanya yang selama ini menjadi lumbung beras terbesar di Kabupaten Kayong Utara. Bahkan beras-beras dari Sedahan Jaya memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Ketapang
"Dusun Sidorejo bisa penyumbang beras hingga kira - kira 40 persen di desa kita, jadi cukup berpengaruh terhadap hasil panen di Desa Sedahan Jaya ini yang selama ini menjadi salah satu penghasil terbesar beras di Kabupaten Kayong Utara ini," katanya.
Salah satu korban banjir warga transmigrasi yang bekerja sebagai petani, Roqib, mengaku pasrah terhadap musibah yang mereka alami tersebut. Mereka berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan untuk memulihkan perekonomian dimana saat ini sektor pertanian sebagai penopang hidup mereka yang terancam gagal panen.
"Kondisi lahan pertanian sudah seperti laut, sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Satu bulan kedepan pun kita belum bisa beraktivitas disana. Ini kami sudah pasti gagal panen. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara ini mungkin kita mencari pekerjaan diluar," ungkapnya.
Saat ini, menurutnya, mereka membutuhkan pakaian bersih, makanan dan obat-obatan karena beberapa barang, khususnya baju hanya beberapa yang bisa terselamatkan dari banjir.
"Kalau kebutuhan mendesak kita saat ini, tentunya pangan, pakaian, dan obat-obatan. Karena barang-barang semua sudah terendam banjir, pupuk kami saja habis semuanya tidak bisa," jelasnya.
(T.T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Padi mereka saat ini sedang mau keluar, kalau sudah direndam banjir dalam satu hari saja tidak bisa diharapkan lagi hasilnya," ujar Kepala Desa Sedahan Jaya, Naza Nadira ketika dihubungi, Selasa.
Menurut dia, sedikitnya ada 200 hektare lahan pertanian di Sidorejo yang terendam banjir akibat intensitas hujan yang tinggi mengguyur Sukadana pada Kamis (1/6).
"Saat ini memang belum diketahui berapa hektare padi yang pastinya mengalami kegagalan, namun sudah dapat dipastikan apabila padi baru berbuah yang terendam banjir akan menjadi rusak atau gagal panen," jelasnya.
Padahal menurutnya, hasil pertanian warga transmigrasi tersebut penyumbang cukup besar terhadap hasil panen di desanya yang selama ini menjadi lumbung beras terbesar di Kabupaten Kayong Utara. Bahkan beras-beras dari Sedahan Jaya memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Ketapang
"Dusun Sidorejo bisa penyumbang beras hingga kira - kira 40 persen di desa kita, jadi cukup berpengaruh terhadap hasil panen di Desa Sedahan Jaya ini yang selama ini menjadi salah satu penghasil terbesar beras di Kabupaten Kayong Utara ini," katanya.
Salah satu korban banjir warga transmigrasi yang bekerja sebagai petani, Roqib, mengaku pasrah terhadap musibah yang mereka alami tersebut. Mereka berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan untuk memulihkan perekonomian dimana saat ini sektor pertanian sebagai penopang hidup mereka yang terancam gagal panen.
"Kondisi lahan pertanian sudah seperti laut, sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Satu bulan kedepan pun kita belum bisa beraktivitas disana. Ini kami sudah pasti gagal panen. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara ini mungkin kita mencari pekerjaan diluar," ungkapnya.
Saat ini, menurutnya, mereka membutuhkan pakaian bersih, makanan dan obat-obatan karena beberapa barang, khususnya baju hanya beberapa yang bisa terselamatkan dari banjir.
"Kalau kebutuhan mendesak kita saat ini, tentunya pangan, pakaian, dan obat-obatan. Karena barang-barang semua sudah terendam banjir, pupuk kami saja habis semuanya tidak bisa," jelasnya.
(T.T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017