Sambas (Antara Kalbar) - Kasatpolair Polres Sambas Iptu Joni mengatakan berdasarkan laporan dua nelayan tradisional Pemangkat ditemukan tewas tenggelam di perairan Muara Kecamatan Pemangkat, Sambas.
"Dua nelayan tersebut atas nama Wan Mulyanto dan Bayu. Lokasi tenggelamnya perahu nelayan tradisional tersebut terjadi di alur muara Pemangkat," ujarnya di Sambas, Jumat.
Joni menjelaskan bahwa kedua nelayan yang tewas tersebut diperkirakan perahu yang mereka gunakan untuk mencari ikan karam terhembas ombak.
"Berdasarkan keterangan keluarga bahwa kejadian sekitar pukul 15.00 WIB hari Selasa, 4 Juli 2017. Berdasarkan kesaksian saat kerabat korban, Supardi akan pergi memancing melihat perahu masih belum tenggelam. Namun, selang 10 menit kemudian supardi melihat perahu mereka sudah tenggelam tersapu ombak," kata dia.
Ia menambahkan kerabat yang melihat kejadian terbaliknya perahu selanjutnya berusaha mencari di sekitar TKP berkeliling memutar sebannyak tujuh kali untuk pencarian namun tidak ditemukan.
"Pencarian yang dilakukan Supardi tak membuahkan hasil, akhirnya dia pun bergegas kembali ke darat guna menghubungi pihak kepolisian," kata dia.
Pihak kepolisian setelah mendapat laporan kemudian bersama Basarnas dan nelayan melakukan pencarian terhadap korban di TKP bersama.
"Upaya pencarian yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil, korban Wan Mulyanto berhasil ditemukan Rabu, 5 Juli 2017 siang, sekitar pukul 12.00 WIB. Tak lama berselang korban kedua kami temukan atas nama Bayu pada pukul 14.50 WIB. keduanya, sudah tidak bernyawa lagi," tuturnya.
Lanjutnya, setelah dibawa ke daratan, kedua korban menjalani visum di RSUD Pemangkat.
"Setelah dilakukan visum, kami kembalikan jenazah kepada keluarga korban dan sudah dimakamkan," katanya.
Berhubung cuaca saat ini sering berubah-ubah dan angin datang gelombangnya lumayan tinggi ia mengimbau kepada nelayan di Sambas untuk melihat situasi dan keselamatan ketika ingin melaut atau mencari ikan.
"Apabila tidak memungkinkan jangan memaksakan diri. Sediakan juga perlengkapan alat kesematan, seperti life jacket atau kalau tidak ada gunakan alat lain yang dapat mengapung," kata dia.
(U.KR-DDI/J008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Dua nelayan tersebut atas nama Wan Mulyanto dan Bayu. Lokasi tenggelamnya perahu nelayan tradisional tersebut terjadi di alur muara Pemangkat," ujarnya di Sambas, Jumat.
Joni menjelaskan bahwa kedua nelayan yang tewas tersebut diperkirakan perahu yang mereka gunakan untuk mencari ikan karam terhembas ombak.
"Berdasarkan keterangan keluarga bahwa kejadian sekitar pukul 15.00 WIB hari Selasa, 4 Juli 2017. Berdasarkan kesaksian saat kerabat korban, Supardi akan pergi memancing melihat perahu masih belum tenggelam. Namun, selang 10 menit kemudian supardi melihat perahu mereka sudah tenggelam tersapu ombak," kata dia.
Ia menambahkan kerabat yang melihat kejadian terbaliknya perahu selanjutnya berusaha mencari di sekitar TKP berkeliling memutar sebannyak tujuh kali untuk pencarian namun tidak ditemukan.
"Pencarian yang dilakukan Supardi tak membuahkan hasil, akhirnya dia pun bergegas kembali ke darat guna menghubungi pihak kepolisian," kata dia.
Pihak kepolisian setelah mendapat laporan kemudian bersama Basarnas dan nelayan melakukan pencarian terhadap korban di TKP bersama.
"Upaya pencarian yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil, korban Wan Mulyanto berhasil ditemukan Rabu, 5 Juli 2017 siang, sekitar pukul 12.00 WIB. Tak lama berselang korban kedua kami temukan atas nama Bayu pada pukul 14.50 WIB. keduanya, sudah tidak bernyawa lagi," tuturnya.
Lanjutnya, setelah dibawa ke daratan, kedua korban menjalani visum di RSUD Pemangkat.
"Setelah dilakukan visum, kami kembalikan jenazah kepada keluarga korban dan sudah dimakamkan," katanya.
Berhubung cuaca saat ini sering berubah-ubah dan angin datang gelombangnya lumayan tinggi ia mengimbau kepada nelayan di Sambas untuk melihat situasi dan keselamatan ketika ingin melaut atau mencari ikan.
"Apabila tidak memungkinkan jangan memaksakan diri. Sediakan juga perlengkapan alat kesematan, seperti life jacket atau kalau tidak ada gunakan alat lain yang dapat mengapung," kata dia.
(U.KR-DDI/J008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017