Pontianak (Antara Kalbar) - Kawasan kumuh di Kota Pontianak, dalam dua tahun terakhir turun sebesar sembilan persen, yakni dari sekitar 70,5 hektare pada tahun 2015 menjadi 62 hektare di tahun 2017.

"Hampir semua kecamatan di Pontianak, ada kawasan kumuh, dan terluas di Kecamatan Pontianak Utara dan Timur," kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan Pemkot Pontianak komitmen dengan program pusat 100-0-100 yang ingin mengentaskan kawasan kumuh. Sejumlah program sudah dijalankan bersama dengan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Pontianak, diantaranya pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan peningkatan kapasitas penduduk dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Sejak beberapa tahun lalu kami sudah memprogramkan untuk menolkan kawasan kumuh, baik itu yang sudah ada maupun pencegahan-pencegahan supaya tidak bertambah banyak," ungkapnya.

Edi menambahkan pemberdayaan yang dilakukan seperti program pendidikan, kesehatan, ekonomi mikro dengan menggali, memfasilitasi dan memberi peluang kepada pelaku-pelaku usaha. Termasuk mereka yang berusaha, mulai dari ekonomi mikro dan industri rumahan.

Difasilitasi dan dikoordinir oleh Satuan Kerja Kotaku dan tim dari program kegiatan penghidupan masyarakat "Business Development Center (BDC)" di Kota Pontianak yang terbentuk di bawah koordinasi Bappeda Kota Pontianak, katanya.

Menurut Edi, pembenahan yang akan dilakukan diantaranya dari sisi penganggaran, baik itu berupa pembangunan fisik, jalan lingkungan, drainase lingkungan, sanitasi, rumah tidak layak huni, air bersih, termasuk peningkatan kapasitas penduduknya supaya kemiskinan berkurang, kualitas hidup masyarakat meningkat.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Pontianak, Amirullah menambahkan pengentasan kawasan kumuh di Pontianak ditargetkan selesai 2019.

Menurut dia, kawasan kumuh di kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Utara, jika dikalkulasikan luasnya sekitar 29 hektare. Dan sebagian besar penyebaran kawasan kumuh di tepian sungai.

(A057/S027)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017