Indramayu (Antara Kalbar) - PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan sudah menanam 16 ribu bibit mangrove di sekitar Pantai Karangsong, Indramayu, Jawa Barat untuk mendukung rehabilitasi dan konservasi kawasan yang sempat mengalami abrasi.

"Kegiatan rehabilitasi dimulai 2010, saat hasil survei lapangan menemukan adanya kerusakan pantai akibat abrasi," kata Head of Communication and Relation Refinery Unit VI Balongan PT Pertamina Rustam Aji, di Indramayu, Sabtu.

Pertamina juga memberikan pengetahun soal mangrove di sekolah dasar setempat yang merupakan salah satu tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kilang minyak tersebut.

Dia mengatakan, konservasi dan rehabilitasi terhadap lingkungan tidak hanya memberikan dampak positif bagi alam, tapi juga memberikan kontribusi signifikan dakam memajukan perekonomian setempat.

Hutan Mangrove Karangsong sebenarnya mulai dirawat sejak 2008 dan berbenah menjadi ekowisata melalui prigram CSR PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan mulai 2010 hingga 2014, serta dikelola masyarakat lokal melalui Kelompok Tani Lestari.

Lokasi itu telah dicanangkan sebagai pusat mangrove untuk wilayah barat Indonesia oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat membuka Karangsong Mangrove Festival tahun 2015 di Pantai Karangsong, Indramayu.

"Diperkirakan saat ini sudah ada lebih dari 50 ribu pohon mangrove di kawasan itu dengan bibit yang tumbuh dengan sendirinya di lahan itu," katanya lagi.

Sejak ditetapkan Kabupaten Indramayu sebagai pusat mangrove bagian barat Indonesia pada 2015, kawasan ekowisata mangrove berkembang jadi pusat pendidikan lingkungan dan laboratorium mangrove di kabupaten itu.

Guna mendukung itu, Pertamina Refinery Unit VI Balongan bekerjasama dengan kelompok masyarakat Desa Karongsong dan Desa Pabean Udik mendirikan sebuah kawasan dengan berbagai jenis tanaman mangrove dan vegetasi pantai (arboretum).

Tujuan besar pengembangan arboretum untuk memberikan pemahaman mengenai persebaran mangrove di Indonesia berikut fungsi dan manfaatnya kepada masyarakat luas khususnya pelajar dan akademisi untuk penelitian.

Hutan mangrove di Karongsong masih dalam tahap pertumbuhan dari 2008, sehingga daya serapan karbon masih tergolong sedang, yaitu sebesar 19,818 ton C per hektare. Berbeda dengan mangrove yang sudah ditanam selama 25 tahun yang memiliki rata-rata kandungan karbon sebesar 182,5 ton C per hektare.

Hutan mangrove Indonesia termasuk dalam salah satu paling luas di dunia, yaitu sekitar 47,8 persen (8,6 juta hektare) dari 18 juta hektar mangrove di dunia.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017