Singkawang (Antara Kalbar) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Singkawang mencatat ada sebanyak 1.005 orang yang positif HIV khususnya di kota setempat.

"Jumlah ini hanya untuk di Kota Singkawang saja, dan mereka sudah positif HIV," kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Singkawang, Roby Sanjaya, di Singkawang, Selasa.

Menurutnya, jumlah yang dihimpun ini berdasarkan perhitungan pihaknya dari Januari hingga Juli 2017.

Secara trend kasus, ujarnya, memang terjadi penurunan. Namun secara kelompok risikonya terbilang tinggi terutama kepada kelompok umum yaitu ibu rumah tangga.

"Artinya, banyak ibu-ibu rumah tangga yang terinfeksi dengan virus HIV. Namun yang dimaksud dengan ibu-ibu rumah tangga ini adalah sifatnya umum, bukan yang dari kelompok-kelompok pekerja seks komersial," ungkapnya.

Sementara secara usia, yang paling mendominasi antara umur 15-40 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki yang paling terbanyak.

Untuk itu, ke depannya kepada Wali Kota Singkawang yang baru dapat menekan angka penderita HIV/AIDS khususnya di kota setempat.

"Karena secara aturan, ketua umum KPA itukan diatur dalam perundang-undangan melalui Peraturan Menteri (Permen). Yang juga Ketua Umum dipegang oleh Wali Kota dan Ketua Hariannya dipegang oleh Wakil Wali Kota," ujarnya.

Dikarenakan Singkawang tidak lama lagi akan melakukan pergantian kepala daerah, maka pihaknya akan melakukan advokasi lagi kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru.

"Dengan harapan agar program ini bisa nyambung dan berjalan. Mengingat komitmen dari Ketua Umum dan Ketua Harian KPA sangat penting terutama mengenai penganggaran dan kebijakan-kebijakan terkait program HIV/AIDS,"

Pihaknya, terus melakukan pemetaan kasus tersebut di lapangan. Kemudian menggencarkan sosialisasi terutama kepada kelompok-kelompok umum, karena secara nyata, kasus tersebut banyak ditemukan pada kelompok umum seperti ibu-ibu rumah tangga.

"Selama inikan program KPA hanya menyasar kepada kelompok-kelompok risiko tinggi seperti PSK, Waria, dan pelanggan. Bukan kepada kelompok umum," ungkapnya.

Mungkin, ini salah satu penyebab tingginya angka risiko kepada kelompok umum, lantaran pihaknya fokus kepada kelompok risiko tinggi.

"Karena kasusnya sangat kecil saat ini terutama kepada kelompok risiko tinggi, terakhir saya temukan baru dua orang," tuturnya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017