Pontianak (Antara Kalbar) - Hari Razaki Akbar, mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak mewakili Kalimantan Barat mengikuti Program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship.

"Untuk itu, saya juga akan belajar tentang lingkungan hidup selama lima pekan di Universitas Montana, Amerika Serikat," kata Hari saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.

Hari menjelaskan, sebelum terpilih sebagai peserta YSEALI Academic Fellowship, dia telah melewati dua tahap proses seleksi, yakni proses administrasi dan wawancara.

"Rasanya lega sekali saat menerima telepon, mendapat kesempatan belajar lebih banyak mengenai lingkungan hidup di Universitas Montana, Amerika. Keluarga, teman dan mentor memberikan selamat saat tahu berita baik ini," tuturnya.

Dia mengatakan, total peserta YSEALI yang berangkat ke Amerika 25 orang dari berbagai provinsi di Indonesia.Program YSEALI digagas tahun 2013, dimana ada dua kategori dalam program ini, yaitu YSEALI Academic Fellowship dan YSEALI Professional Fellowship.

Program YSEALI Academic Fellowship dibuka bagi mahasiswa atau yang baru saja lulus dari universitas dengan usia 18-25 tahun untuk mengikuti perkuliahan selama lima minggu di beberapa universitas di Amerika Serikat.

Sementara itu, untuk Program YSEALI Professional Fellowship memberikan kesempatan bagi peserta yang berusia 25-35 tahun untuk bekerja selama lima minggu di lembaga nirlaba, lembaga pemerintahan dan kantor swasta di Amerika Serikat.

Penerima beasiswa program kursus bahasa Inggris Access Microscholarship di UPT Bahasa Universitas Tanjungpura ini memang tertarik dengan lingkungan. Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi bumi dan lingkungan hidup membuatnya kerap terlibat aksi nyata mengurangi sampah di kotanya.

Hari melakukan aksi tersebut bersama sejumlah rekan pemerhati lingkungan hidup lainnya di Pontianak.

Mereka pun menggagas proyek Trashformer guna mengurangi jumlah sampah di Pontianak. "Trashformer adalah kegiatan mengolah sampah hingga menjadi barang-barang berharga yang layak jual dan layak pakai seperti tas tangan dari bungkus kemasan kopi atau kursi dari ban bekas," katanya.

Hari dan rekan aktivis juga mengadakan pelatihan sehari untuk pelajar bagaimana mengolah sampah hingga menjadi barang-barang berharga.

Ia menuturkan keinginannya, dimana masyarakat Pontianak memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup dengan baik bagi bumi dan generasi mendatang.

Hari berharap, kesempatan belajar tentang lingkungan hidup di Amerka, memberikannya pengetahuan tentang pengelolaan sampah dan pencegahan banjir.

"Harapannya memang bisa dipraktikan di Pontianak.Saya ingin mempelajari lebih dalam dan mencari solusi guna masalah lingkungan hidup di Pontianak," kata Hari.

Dirinya mengaku penasaran, bagaimana orang-orang di Amerika merawat lingkungan hidup mereka dengan baik, sehingga dia akan menimba ilmu sebanyak-banyaknya selama di sana dan akan mentransfer pengetahuan itu kepada masyarakat Pontianak.

(KR-RDO/T011)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017