Singkawang (Antara Kalbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Singkawang menggelar sosialisasi gerakan pengurangan risiko bencana (sekolah sungai) di Ruang Bumi Bertuah Gayung Bersambut, Rabu.

Kegiatan itu dihadiri puluhan peserta yang berasal Disparpora, TNI, Polri, Camat, Lurah, Tagana, Duta LH, kelompok peduli api dan kelompok peduli Mangrove, relawan pecinta alam, dan komunitas fotografi Singkawang.

Kepala Pelaksana BPBD Singkawang, Burhanuddin mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah semata-mata untuk melestarikan daerah air sungai dari pencemaran lingkungan.

"Sehingga sungai sebagai sumber perikanan dan air bersih kalau airnya sudah bagus tentunya bisa menjadi daerah tujuan wisata," kata Burhanuddin.

Dirinya berharap, kepada peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut dapat mendukung program BNPB guna meminimalisir risiko bencana (sekolah sungai).

Dalam kesempatan itu, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Singkawang, Jayadi mengatakan maksud dan tujuan dari kegiatan ini untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian kita terhadap sungai sebagai ikon batas alam yang sudah dirasakan tercemar.

"Tercemarnya sungai itu bisa saja akibat kelalaian dari manusia itu sendiri seperti membuang sampah di sungai, sehingga mengakibatkan pendangkalan yang cukup tinggi," kata Jayadi.

Jadi di samping bisa digunakan sebagai kebutuhan pokok, air sungai juga menurutnya bisa dijadikan sebagai pintu pembuka darurat apabila terjadi kebakaran.

"Maka air sungai yang bisa dimanfaatkan untuk dalam keadaan darurat," ujarnya.

Namun, dia beranggapan jika lebih baik air sungai bisa kita manfaatkan sebagai air bersih. Meskipun di sisi lain, khususnya bagi nelayan Singkawang kalau sungai adalah sumber mata pencaharian mereka.

"Buktinya nelayan darat masih mengandalkan sungai sebagai mata pencaharian mereka sebagai jalur transportasi," ungkapnya.

Namun, kata Jayadi, tujuan utama dari kegiatan ini adalah bagaimana cara kita memelihara sungai yang sangat cantik sehingga bisa menjadi tujuan wisata.

Kemudian akhir dari kegiatan ini, pihaknya juga akan membentuk komunitas-komunitas sekolah sungai.

"Nanti tanggal 2-4 Oktober baru kita buka sekolah sungai. Dimana di sekolah itu akan ada tenaga pengajar dari pusat maupun daerah," ungkapnya.

Menurutnya, sekolah sungai yang dimaksud bukan berbentuk fisik atau ruangan. Tapi sebatas komunitas dengan melibatkan masyarakat di tepian sungai.

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017