Pontianak (Antara  Kalbar) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat, Soetaryo mengatakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini belum menyentuh sektor riil yang menjadi roda penggerak ekonomi, dan kondisinya hampir mirip dengan tahun 2016.

"Dari data BPS pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02 persen, nomor tiga tertinggi di bawah China dan India. Pertumbuhannya ada namun tidak merata untuk seluruh sektor. Sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh paling tinggi dengan 8,90 persen," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan sektor yang tumbuh tersebut masuk ke dalam kelompok padat modal, di mana tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sektor jasa keuangan dan asuransi belum dinotifikasikan oleh Indonesia di dalam elemen bebas jasa. Hal itu untuk sementara ditunda dan akan dinotifikasikan sampai tahun 2020 dalam elemen bebas jasa.

"Oleh karena itu dunia usaha bisa memahami bahwa sektor jasa keuangan dan asuransi masih punya daya saing di dalam negeri dan masih bisa tumbuh tinggi karena jasa keuangan dan asuransi dari negara-negara anggota ASEAN belum bisa masuk ke dalam negeri secara bebas," papar dia.

Sementara itu menurutnya sektor yang masuk kelompok padat karya seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi serta lainnya tumbuh cenderung rendah.

"Hal itu bisa jadi karena adanya peralihan usaha oleh para pemilik modal. Sehingga akhirnya mengurangi porsi tenaga kerja," papar dia.

Menurutnya, data perekonomian Indonesia yang disampaikan pemerintah ternyata berbeda dengan kondisi riil yang dirasakan kalangan dunia usaha. Pengusaha banyak yang mengeluh ekonomi lesu, berakibat pada Penutupan Hubungan Kerja (PHK).

"Saat ini kondisi perekonomian memang sedang lesu khususnya sektor industri. Tuntutan kenaikan upah dengan formula baru saat ini yang diminta serikat buruh lewat 60 item Komponen Hidup Layak (KHL), banyak perusahaan melakukan pengurangan karyawan," kata dia.

(KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017