Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili menilai angka perceraian yang cukup tinggi di Kabupaten Sambas harus disiasati dengan beragam metode atau cara dan satu di antaranya adalah dengan program Keluarga Berencana (KB).
"Ada yang bilang KB dengan tidak memiliki relevansi atau keterkaitan yang erat dengan angka perceraian. Namun bagi saya ada karena dalam mars KB juga disebutkan dengan KB terciptanya kondisi keluarga yang bahagia. Inilah yang harus kita sepakati bersama, dengan menggalakkan keluarga yang berencana, melahirkan kebahagiaan di dalam keluarga. Artinya komunikasi membaik, tidak ada perselisihan dan tidak ada perceraian," ujarnya di Sambas, Kamis.
Ia menyebutkan dengan manfaat dan potensi dari KB maka sudah sepatutnya untuk digalakkan dan disukseskan oleh semua pihak masyarakat Sambas.
"Program KB harus disukseskan, bukan hanya fokus pada dua anak cukup. Tetapi bagaimana sebuah keluarga memiliki komitmen dan kesepakatan dalam membina rumah tangga yang berkualitas," jelas dia.
Ia menambahkan juga bahwa dengan program KB semua harus memiliki perencanaan yang baik untuk pendidikan anggota keluarga, ekonominya, hingga kesehatannya.
"Jika sudah ada perencanaan dan seyogyanya perencanaan yang baik dalam keluarga saya yakin terciptalah harmonisasi dalam keluarga. Jika demikian potensi cerai sangat kecil," jelasnya dia.
Kembali ke kasus perceraian di Kabupaten Sambas ia mengatakan sudah pada tahap cukup mengkhawatirkan. Fenomena itu jelas dia banyak disebabkan karena kasus selingkuh atau suami nikah lagi.
"Bercerai itu memang dibolehkan, tetapi Allah membencinya. Jadi bagaimana komitmen KB mampu menekan angka perceraian di Kabupaten Sambas. Mari kita ciptakan keluarga-keluarga yang berkualitas, keluarga yang harmonis dengan KB," katanya.

(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017