Pontianak (Antara Kalbar) - WWF Indonesia dan Fasda Sawit Lestari memfasilitasi Pemerintah Kabupaten Sintang untuk mendata Komoditas Perkebunan dan Dasar-Dasar Operasional GPS bagi Tim Teknis Pendataan Kebun setempat.
"Pesatnya pertumbuhan ekonomi di sektor perkebunan kelapa sawit ternyata belum ditopang sistem pendataan yang terintegrasi. Padahal, data merupakan kebutuhan dasar dalam melakukan sebuah perencanaan agar program dapat berjalan efektif dan efisien," kata Market Transformation Initiative Coordinator WWF-Indonesia Program Kalbar Muhammad Munawir saat memberikan Training of Trainers Enumerator Pendataan Komoditi Perkebunan dan Dasar-Dasar Operasional GPS untuk Tim Teknis Pendataan Kebun Kabupaten Sintang, di Sintang, Kamis.
Dirinya juga mengakui bahwa data di sektor perkebunan Sintang masih menjadi titik lemah banyak pihak.
"Pada tataran teknis di lapangan ada beberapa pihak sebetulnya sudah memiliki data. Namun sifatnya masih parsial dan belum terintegrasi," tuturnya.
Oleh karenanya, kata Munawir, WWF mencoba memfasilitasi persoalan ini sekaligus berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Di antaranya dengan melatih tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang agar mendapat bekal menjadi pelatih petugas pendataan di tingkat desa.
"Hanya saja sebelum tim teknis ini bekerja di tingkat desa, mereka tentunya diberikan suntikan ilmu. Misalnya, bagaimana menjadi enumerator yang baik, memahami kuisioner pendataan, dan memahami dasar-dasar GPS sebagai bagian penting dari data yang akan dihasilkan," katanya.
Dia berharap, melalui training ini tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang dapat menjadi pelatih yang handal dalam melatih petugas pendataan di tingkat desa. "Kita juga berharap uji coba di enam desa dapat berjalan dengan baik," kata Munawir.
Pada kegiatan tersebut melibatkan 14 orang tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang dan 12 petugas pendataan tingkat desa.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang Veronika Ancili mengakui selama ini belum ada data dan informasi terkait perkebunan yang bisa diperoleh melalui sistem dan metode yang baku.
"Ini tidak terlepas dari keterbatasan sumber daya manusia yang kita punya," katanya.
Menurut Veronika, pemerintah tetap berkomitmen membangun data yang terintegrasi khususnya data komoditas perkebunan. Sebagai bentuk komitmen ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan telah membentuk Tim Teknis Pendataan Komoditas perkebunan Kabupaten Sintang.
"Sistem ini akan melibatkan secara penuh partisipasi pemerintah desa. Alurnya berjenjang dari tingkat petugas desa ke kecamatan hingga kabupaten," katanya.
Sementara itu, Ketua Fasda Sawit Lestari Sintang Subarjo menambahkan partisipasi pemerintah desa dalam pendataan ini sangat penting.
"Kita berharap dukungan dari pemerintah desa terhadap kegiatan pendataan ini, salah satunya melakukan monitor terhadap jalannya pendataan di lapangan," ucapnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Pesatnya pertumbuhan ekonomi di sektor perkebunan kelapa sawit ternyata belum ditopang sistem pendataan yang terintegrasi. Padahal, data merupakan kebutuhan dasar dalam melakukan sebuah perencanaan agar program dapat berjalan efektif dan efisien," kata Market Transformation Initiative Coordinator WWF-Indonesia Program Kalbar Muhammad Munawir saat memberikan Training of Trainers Enumerator Pendataan Komoditi Perkebunan dan Dasar-Dasar Operasional GPS untuk Tim Teknis Pendataan Kebun Kabupaten Sintang, di Sintang, Kamis.
Dirinya juga mengakui bahwa data di sektor perkebunan Sintang masih menjadi titik lemah banyak pihak.
"Pada tataran teknis di lapangan ada beberapa pihak sebetulnya sudah memiliki data. Namun sifatnya masih parsial dan belum terintegrasi," tuturnya.
Oleh karenanya, kata Munawir, WWF mencoba memfasilitasi persoalan ini sekaligus berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Di antaranya dengan melatih tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang agar mendapat bekal menjadi pelatih petugas pendataan di tingkat desa.
"Hanya saja sebelum tim teknis ini bekerja di tingkat desa, mereka tentunya diberikan suntikan ilmu. Misalnya, bagaimana menjadi enumerator yang baik, memahami kuisioner pendataan, dan memahami dasar-dasar GPS sebagai bagian penting dari data yang akan dihasilkan," katanya.
Dia berharap, melalui training ini tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang dapat menjadi pelatih yang handal dalam melatih petugas pendataan di tingkat desa. "Kita juga berharap uji coba di enam desa dapat berjalan dengan baik," kata Munawir.
Pada kegiatan tersebut melibatkan 14 orang tim teknis pendataan komoditas perkebunan Kabupaten Sintang dan 12 petugas pendataan tingkat desa.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang Veronika Ancili mengakui selama ini belum ada data dan informasi terkait perkebunan yang bisa diperoleh melalui sistem dan metode yang baku.
"Ini tidak terlepas dari keterbatasan sumber daya manusia yang kita punya," katanya.
Menurut Veronika, pemerintah tetap berkomitmen membangun data yang terintegrasi khususnya data komoditas perkebunan. Sebagai bentuk komitmen ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan telah membentuk Tim Teknis Pendataan Komoditas perkebunan Kabupaten Sintang.
"Sistem ini akan melibatkan secara penuh partisipasi pemerintah desa. Alurnya berjenjang dari tingkat petugas desa ke kecamatan hingga kabupaten," katanya.
Sementara itu, Ketua Fasda Sawit Lestari Sintang Subarjo menambahkan partisipasi pemerintah desa dalam pendataan ini sangat penting.
"Kita berharap dukungan dari pemerintah desa terhadap kegiatan pendataan ini, salah satunya melakukan monitor terhadap jalannya pendataan di lapangan," ucapnya.
(KR-RDO/N005)
Editor : Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017