Sintang (Antara Kalbar) - Bupati Sintang,  Jarot Winarno mengatakan perlindungan terhadap anak harus dimulai dari lingkungan keluarga yang mengerti dengan pola asuh.

"Keluarga tempat utama dalam perlindungan anak dan orang tua perlu menghayati apa yang diinginkan oleh anak-anak," kata Jarot saat menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Sintang, Kalimantan Barat, Kamis.

Menurut Jarot, orang tua juga harus bisa mendengarkan pemahaman seorang anak, karena anak perlu dilindungi diawasi dan dibimbing agar apa yang diinginkan si anak dapat diraihnya.

"Itu Konvensi Hak Anak (KHA), apalagi saat ini permasalahan anak semakin kompleks," jelas Jarot.

Dikatakan Jarot, permasalahan terhadap anak yang paling utama ialah pernikahan saat usia dini, perokok pemula, anak yang ditelantarkan orang tua.

Ia menjelaskan di Indonesia sebesar 37 persen balita menderita stunting, yaitu tinggi badan tidak sesuai dengan umurnya.

Jarot mengatakan, anak saat ini menghadapi tantangan masalah. Mereka rentan atau tidak tahan dengan "peer preasure", yaitu tekanan dari teman sebaya atau lingkungan.

Mereka (anak) sangat cepat ingin mengetahui hal-hal dan ingin coba-coba dengan sesuatu yang baru, katanya.

"Saya berpesan pada seluruh anak-anak yang hadir, hindarilah perbuatan yang negatif, berhati-hati dalam menggunakan internet, dan manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin," pesan Jarot.

Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Idham Khalik mengatakan, peringatan hari anak nasional itu dilaksanakan untuk mengajak para keluarga di Kabupaten Sintang agar menjadi pelaku utama dalam memberikan pemahaman tentang perlindungan anak.

"Tentu kita sangat berharap anak-anak kita dapat menjadi seorang anak yang cerdas, sehat, dan menjadi generasi yang terbaik," harap Khalik.  

(KR-TFT/N005) 

Pewarta: Tantra

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017