Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI asal Dapil Kalimantan Barat Daniel Johan meminta pemerintah membuat terobosan agar harga karet membaik karena sejak kurang lebih lima tahun terakhir harganya anjlok.
"Sudah lima tahun petani karet menangis karena harga anjlok. Kita minta pemerintah dalam hal ini satu di antaranya Menteri Pertanian untuk bisa menjawab tangisan tersebut dengan terobosannya," ujarnya pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2017 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kubu Raya, Kalbar, Kamis.
Terkait terobosan dalam bidang pangan di Indonesia, Daniel menyambut baik kerja keras dan pencapai mitra kerjanya tersebut.
"Pak Menteri Pertanian saat ini sudah sangat mendengar keinginan masyarakat. Kita sangat mengapresiasi kerja dan pencapaiannya tersebut," kata dia.
Kunci sukses atau tidaknya program kedaulatan pangan di Indonesia satu di antaranya bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan petani itu sendiri.
"Kalau petani sejahtera maka program kedaulatan pangan boleh dikatakan sukses. Namun sebaliknya jika pendapatan petaninya rendah dan sama saja itu maka program tersebut gagal," kata dia.
Dikatakan Daniel, satu di antara tantangan untuk peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia saat ini adalah tata niaga pertanian. Di saat produktivitas tinggi namun harga rendah maka itu sama saja tidak akan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Pekerjaan rumah besar adalah perlu tata niaga yang baik. Petani sudah saatnya dijadikan subyek bukan obyek semata. Kita ingin petani bukan hanya memproduksi namun juga menjual agar ada nilai tambahnya. Dengan ada nilai tambah tentu kesejahteraan meningkat," kata dia.
Saat ini untuk harga karet di tingkat petani seperti di Kabupaten Sambas per kilogrmnya di kisaran Rp9.300. Hal itu sebagaimana disampaikan petani karet di Dusun Batu Layar, Sambas, Aman.
"Saat ini harga tersebut mengalami penurunan lagi. Sebelumnya harga karet bisa mencapai Rp9.500 per kilogram. Kita berharap sekali harga karet normal seperti sedia kala, yakni minimal di kisaran Rp15.000 per kilogram," katanya.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Sudah lima tahun petani karet menangis karena harga anjlok. Kita minta pemerintah dalam hal ini satu di antaranya Menteri Pertanian untuk bisa menjawab tangisan tersebut dengan terobosannya," ujarnya pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2017 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kubu Raya, Kalbar, Kamis.
Terkait terobosan dalam bidang pangan di Indonesia, Daniel menyambut baik kerja keras dan pencapai mitra kerjanya tersebut.
"Pak Menteri Pertanian saat ini sudah sangat mendengar keinginan masyarakat. Kita sangat mengapresiasi kerja dan pencapaiannya tersebut," kata dia.
Kunci sukses atau tidaknya program kedaulatan pangan di Indonesia satu di antaranya bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan petani itu sendiri.
"Kalau petani sejahtera maka program kedaulatan pangan boleh dikatakan sukses. Namun sebaliknya jika pendapatan petaninya rendah dan sama saja itu maka program tersebut gagal," kata dia.
Dikatakan Daniel, satu di antara tantangan untuk peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia saat ini adalah tata niaga pertanian. Di saat produktivitas tinggi namun harga rendah maka itu sama saja tidak akan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Pekerjaan rumah besar adalah perlu tata niaga yang baik. Petani sudah saatnya dijadikan subyek bukan obyek semata. Kita ingin petani bukan hanya memproduksi namun juga menjual agar ada nilai tambahnya. Dengan ada nilai tambah tentu kesejahteraan meningkat," kata dia.
Saat ini untuk harga karet di tingkat petani seperti di Kabupaten Sambas per kilogrmnya di kisaran Rp9.300. Hal itu sebagaimana disampaikan petani karet di Dusun Batu Layar, Sambas, Aman.
"Saat ini harga tersebut mengalami penurunan lagi. Sebelumnya harga karet bisa mencapai Rp9.500 per kilogram. Kita berharap sekali harga karet normal seperti sedia kala, yakni minimal di kisaran Rp15.000 per kilogram," katanya.
(KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017