Sambas (Antara Kalbar) - Pengurus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Cabang Sambas terus berkontribusi bagi daerah dalam menjawab tantangan global salah satunya melalui Sekolah Islam Gender (SIG).

"SIG merupakan proses kaderisasi di tubuh PMII. Semoga dengan kegiatan yang telah dilakukan, peranan Korps PMII Sambas mampu menjawab isu-isu strategis dan tantangan nasional maupun global yang berkaitan dengan isu-isu gender," ujar Ketua PMII Cabang Sambas, Sri Wulandari saat dihubungi di Sambas, Senin.

Sri menjelaskan bahwa berdasarkan dari hasil kajian yang telah dilakukan, SIG memiliki peran penting untuk bersama-sama belajar, khususnya perempuan dalam menjaga wilayah perbatasan yang berkaitan dengan isu-isu perempuan baik di bidang ekonomi politik maupun lain-lain.

"Untuk mewujudkan itu, tidaklah mudah dan butuh juga dari peran serta pemerintah yang sangat dibutuhkan. Baik dalam regulasi maupun politik, yang berhubungan dengan isu-isu gender dalam konteks masyarakat ekonomi ASEAN," kata dia.

Menurutnya, peluang dan tantangan perempuan di daerah perbatasan pada era masyarakat ekonomi Asean (MEA) sangatlah besar.

"Sambas mempunyai banyak potensi baik sumber daya alam, sumber daya manusia, kebudayaan dan jasa yang bisa dikembangkan di Kabupaten Sambas," papar dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Sambas, Hairiah mengatakan tidak semua orang menerima dan bisa memahami konteks dari kesetaraan gender. Masih banyak orang yang berpikir bahwa kesetaraan gender mengadopsi ilmu dari barat.

"Namun, sebenarnya pada zaman Rasulullah peran pemuda perempuan dan laki-laki cukup jelas. Kita lihat sekarang, perempuan banyak bekerja di pabrik dan beraktivitas lainnya. Sedangkan pada zaman Rasulullah juga ada wanita karir, seperti Siti Khadijah juga melakukan perniagaan," kata dia.




(U.KR-DDI/T011)

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017