Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua DPRD Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Arifidiar mengatakan sudah menerima dan mendengar adanya keluhan langkanya gas subsidi 3 kilogram di daerah tersebut.

"Memang dalam beberapa waktu ini kita ada mendengar keluhan langkanya elpiji subsidi tersebut. DPRD harus tanggap dan dalam waktu dekat kita akan diskusikan dengan ketua komisi terkait untuk kemudian mengundang instansi terkait guna dilakukan rapat kerja," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Jumat.

Selain itu kata Arifidiar, instansi terkait juga ada baiknya untuk melakukan pengecekan di lapangan terkait kelangkaan gas melon bagi rakyat miskin tersebut.

"Kalau gas tentulah kita mengimbau terutama instansi terkait untuk turun ke lapangan," katanya.

Terkait sebab terjadinya kelangkaan, Arifidiar tidak mau berspekulasi, namun banyak kemungkinan bisa menjadi alasannya.

"Kelangkaan ini juga bisa disebabkan banyak faktor misalnya faktor permainan pedagang, atau juga karena memang sedang langka. Saya juga belum tahu pasti yang jelas dalam beberapa waktu ini kami memang ada mendengar kelangkaan elpiji 3 kilogram tersebut, jadi pengecekan ulang penting dilakukan," katanya mengingatkan.

Sementara itu Kabid Perdagangan, Diskumindag Kabupaten Sambas, Nisa Azwarita ketika dikonfirmasi mengatakan belum tahu pasti penyebabnya. Namun katanya elpiji subsidi direncanakan akan dikurangi.

"Kita sudah turun ke lapangan. Untuk penyaluran gas melon dinas tidak pernah mendapatkan laporan dari Pertamina. Memang gas subsidi melon akan dikurangi oleh pemerintah pusat," kata dia.

Pemerintah pusat, kata Nisa Azwarita akan meluncurkan produk baru elpiji 3 kilogram non subsidi.

"Rencananya nanti akan ada gas 3 kilogram non subsidi oleh pemerintah pusat,"paparnya.

Bahkan kata dia, saat ini beberapa varian elpiji harganya mulai merangsek naik di pasaran. Hal tersebut lagi- lagi kata Nisa adalah kebijakan pemerintah pusat.

"Sekarang elpiji yang 5,5 kilogram naik Rp5.000 yang 12 kilogram naik Rp10.000. Yang menaikkan harga ini adalah dari pemerintah pusat," kata dia.


(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017