Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pemasangan lampu jenis Light Emitting Diode (LED) di jaring tangkap nelayan efektif mengurangi peluang tertangkapnya penyu serta meningkatkan jumlah tangkapan pada ikan target, demikian WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat menyampaikan hasil uji coba selama beberapa tahun.

"Uji coba dilakukan pada jaring insang atau gillnet nelayan di Paloh, Kabupaten Sambas, dan dilakukan sejak 2014 hingga 2017," ujar Manajer Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, Albertus Tjiu di Pontianak, Senin.

Pemasangan lampu LED itu tujuannya antara lain untuk menekan ancaman terhadap kelangsungan populasi penyu di wilayah perairan Paloh yang menjadi salah satu pantai peneluran dan habitat penting beberapa jenis penyu.

"Pemasangan lampu LED pada gillnet dimaksudkan untuk menekan laju tangkapan sampingan atau bycatch dari aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan terhadap satwa laut dilindungi seperti penyu. Hal itu yang akan kita sosialisasikan pada para pihak terkait," kata Albertus Tjiu.

Dari pemantauan WWF-Indonesia, setiap tahun lebih dari 500 individu penyu diperkirakan tertangkap tidak sengaja oleh jaring nelayan di perairan Paloh. "Kondisi ini tidak hanya berdampak buruk pada kelangsungan populasi penyu, namun juga merusak jaring nelayan," ujar Marine Biodiversity Conservation Officer, WWF-Indonesia, Hendro Susanto menambahkan.

Penggunaan lampu LED ini merupakan program Smartgear yang sudah disosialisasikan oleh WWF-US dan NOAA bekerjasama dengan WWF Indonesia. Di Paloh, proses pengambilan datanya dilakukan oleh dua orang observer dengan cara mengikuti langsung operasi penangkapan ikan bersama nelayan di atas kapal. Selain di Paloh, hal serupa juga diujicobakan di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.

"Penyu merupakan salah satu biota yang terancam punah. Keberadaannya dilindungi, baik oleh peraturan nasional maupun internasional. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED diharapkan bisa terdeteksi oleh penyu sehingga satwa itu menjauh atau mengubah arah renang dan tidak akan terjerat oleh gillnet," ujar Albert Tjiu.

Alat tangkap yang digunakan untuk uji coba yaitu dua unit gillnet yang dioperasikan oleh masing-masing armada (kapal nelayan) dalam waktu yang bersamaan dan pada lokasi yang berdekatan. Salah satu gillnet dilengkapi LED sebagai uji coba sedangkan satu lainnya sebagai alat tangkap kontrol tanpa ada tambahan perlakuan apapun.

Dari uji coba yang dilakukan, penggunaan lampu LED yang dipasang pada alat tangkap jaring, efektif mengurangi peluang tertangkapnya penyu hingga 70 persen. Di sisi lain, keuntungan dengan penggunaan lampu LED cenderung meningkatkan jumlah tangkapan nelayan pada ikan target (jenis Bawal) sebesar 11 persen.

Hendro melanjutkan, upaya mitigasi untuk mengurangi tekanan terhadap penyu Paloh sangat penting dilakukan, untuk memastikan populasi penyu Paloh tetap terjaga. "Berdasarkan pendataan populasi yang dilakukan sejak 2009, populasi penyu Paloh cenderung mengalami penurunan. Diharapkan, melalui penggunaan LED ini, dapat mengurangi jumlah penyu yang mati dan terdampar di pantai, hampir tiap tahun terjadi. Bisa dikatakan, penyu adalah indikator kesuburan suatu wilayah perairan, sekaligus menjadi penjamin keberlangsungan hidup nelayan Paloh dalam mencari hasil tangkapan," kata Hendro.

Selain uji coba penggunaan LED pada alat tangkap jaring insang, WWF juga melakukan proses pendampingan kepada nelayan dengan memperagakan cara-cara penanganan bycatch penyu sesuai dengan prinsip praktik pengelolaan terbaik (Better Management Practices/BMP) dan prosedur operasi standar yang berlaku. Sejauh ini, sudah ada 920 nelayan yang mendapatkan pelatihan, dengan tingkat kepatuhan penerapan sebesar 34 persen.

"Penggunaan lampu LED ini kami lihat sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sekaligus upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi dan terancam punah. Jadi ini sebuah inisiasi yang bagus. Kami mengapresiasi upaya WWF ini sehingga sangat membantu upaya pelestarian ke depannya," kata Kepala Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian BPSPL Pontianak, Syarif Iwan Taruna Alkadrie.

WWF berupaya mendorong LED ini bisa diaplikasikan secara luas oleh masyarakat dan proses sosialisasi yang dilakukan akan dapat melahirkan komitmen para pihak untuk terlibat dalam penggunaan lampu LED hijau. Sosialisasi ke masyarakat dan para pihak penting dilakukan untuk menyampaikan tingkat keberhasilan penggunaan lampu LED untuk menjaga kelestarian populasi penyu di Paloh.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018