Sintang  (Antaranews Kalbar) - Herman Japri (22) warga Desa Nanga Sepauk, Kecamatan Sepauk, Sintang, Kalimantan Barat ditemukan mengapung dengan kondisi tidak bernyawa di Sungai Kapuas di wilayah Kabupaten Sekadau.

"Korban tenggelam pada Selasa (6/2) pukul 17.00 WIB di Dusun Sungai Lais Desa Nanga Sepauk," kata Kapolsek Sepauk IPDA Wargo Suwarso, kepada Antara di Sintang, Kamis.

Menurut Wargo, mayat Herman Japri itu ditemukan oleh Tim SAR dan Airud Polres Sintang, pada Kamis (8/2) pukul 12.00 WIB.

Dikatakan Wargo, anggotanya mendapatkan laporan korban tenggelam pada Selasa (6/2) sekitar pukul 17.00, dari Rakibah, keluarga korban.

Berdasarkan penuturan Rakibah pada Selasa (6/2) sekitar pukul 11.00 WIB, dirinya mengantarkan makan siang untuk korban di lanting (rumah terapung), kemudian setelah selesai mengantarkan makanan, dirinya pulang ke rumah dan langsung berangkat?ke ladang yang berada di depan rumah, berjarak sekitar 200 meter.

Petugas saat menemukan Herman Japri warga Sintang yang mengapung di Sungai Kapuas, wilayah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. (Foto Tantra) 

Sekitar pukul 16.00 WIB, Rakibah pulang dari ladang dan langsung melihat korban yang berada di lanting. Tapi korban sudah tidak ada di lanting.

Rakibah kemudian memberitahu Supardi dan tetangga sekitar rumahnya bahwa korban sudah tidak ada di dalam lanting. Warga melakukan pencarian di sekitar lanting koban, dengan cara melakukan penyelaman.

"Menurut keluarga korban, korban memang tinggal di lanting sudah dua bulan," kata Wargo.

Korban diketahui dalam kondisi sakit lumpuh dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan cara ngesot.

lebih lanjut Wargo mengatakan upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan akhirnya menemukan korban mengapung di Sungai Kapuas dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Petugas saat menemukan Herman Japri warga Sintang yang mengapung di Sungai Kapuas, wilayah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. (Foto Antaranews/Tantra Nur Andi)

"Kegiatan pencarian korban itu sudah dilakukan sekitar tiga hari dan melibatkan Tim SAR, Airud, Polsek serta masyarakat," ungkap Wargo.

Ia menuturkan penemuan korban tenggelam bermula adanya informasi dari masyarakat yang melihat seperti orang yang mengapung di sungai. Kemudian menghubungi Tim SAR yang bersiaga di Sungai Lais.

"Pada saat ditemukan dan visum awal, kondisi korban tidak mengalami tanda kekerasan ataupun bekas penganiayaan, jadi besar kemungkinan korban meninggal karena terjatuh ke sungai," jelas Wargo.



(T.KR-TFT//N005)

Pewarta: Timo dan Tantra

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018