Mempawah (Antaranews Kalbar) -  Cuaca di Kota Mempawah begitu panas hari ini. Namun, pergerakan angin sepoi pukul 12.00 siang tadi setidaknya cukup meredakan rasa gerah kami yang bercampur peluh seusai melakukan liputan jurnalistik bersama-sama di lapangan.

Maklum saja, seperti biasanya hasil peliputan memang harus disegerakan untuk dirilis dan kembali diolah redaksi sebagai bahan terbaru, selanjutnya dikirim dan disiarkan ke media masing-masing. Begitulah keseharian kami didaerah. Meski beda bendara, sebagai jurnalis kami tetap menjaga soliditas, kebersamaan pewarta di daerah, itu yang utama.

Matahari semakin menjulang ke langit. Panasnya semakin menyengat, membuat kerongkongan terasa haus dan perut terasa lapar.

Singkat cerita kami yang saat itu berjumlah 9 orang akhirnya sepakat bergegas ke Rumah Makan "Kite" rumah makan pak Jainudin di seputar Kuala Mempawah.

"Siang ini kita diundang tuan rumah untuk makan siang gratis. Beliau ingin silaturrahim dengan kawan-kawan media, sekaligus memperkenankan kawan-kawan yang mungkin tertarik meliput usaha kuliner khas beliau," ujarku mengingatkan kawan-kawan pewarta.

Setibanya di RM Kite, milik pak Jainudin (53) kami disambut hangat dengan pelayanan yang ramah. Rizal putra pak Jainudin menyegerakan kami untuk duduk dan menawarkan aneka makanan dan minuman khas.

"Silahkan pesan aneka menu khas kami bang. Belom rase belom tahu," kata Rizal berkelakar.

Selanjutnya kami sejenak bersantai ria sambil menikmati segelas es rujak yang disuguhkan. Sambil menunggu hidangan menu khusus yang beberapa waktu kedepan disuguhkan seorang pramusajinya. Tak lama kemudian dua bakul nasi panas dan dua mangkuk besar berisi lauk pauk khas masakan ala melayu  ikan asam pedas dan ikan berempah dengan aromanya menyengat ke indera penciuman kami begitu mengundang selera. Nafsu makan kami pun semakin tak menguat.

"Silahkan dicobe. Ini yang paling khas disini. Kalau belom dirase belom tahu. Ini asam pedas ikan merah dan masak berempah ikan pari," sebut pak Jainudin dengan logat kental Melayu.

Menu asam pedas dan masak berempah kuah panas memang mengundang selera. Kami pun tak butuh waktu lama menyantap lahap sejumlah menu yang dihidangkan tanpa sisa dalam waktu singkat. Kecuali tulang belulang ikan yang memang tak bisa dimakan.

Usai menikmati menu khas hidangan Melayu, pak Jainudin Sahar  perlahan memaparkan kisahnya sebagai pelaku usaha kuliner di Kuala Mempawah. Beliau mengisahkan sejak tahun 1980 telah merintis usaha kuliner bersama abangnya pak Wahab.

"Waktu itu kami merasakan betul kalau di Kuala Mempawah ini nelayannya ramai. Tapi sejak tahun 1995 kami sudah pecah kongsi, dan melakukan persaingan usaha secara sehat. Alasannya karena kita waktu itu sudah punya periok masing-masing alias sudah punya rumah tangga dan keluarga masing-masing," ungkap dia.

Jainudin mengungkapkan, pada dasarnya menu khas asam pedas dapat diolah dengan aneka ikan segar.

"Tapi biasanya menu asam pedas ikan merah, ikan ngarat, senangin dan ikan kakap yang paling enak. Kalau untuk menu khas ikan berempah, kita biasa masak ikan pari, malong dan ikan tongkol," ujarnya.

Dalam menyuguhkan hidangan tersebut, Jainudin mengaku mempunyai racikan bumbu khusus. Racikan bumbu itu diakuinya didapatkan dari orangtua dan moyang terdahulu.

"Kita untuk menu asam pedas, khasnya pakai minyak kelapa. Orang sini bilang minyak kampong. Ada racikan cabe khas. Cabe mekah aroma segarnya juga," jelas dia.

Aneka hidangan menu khas melayu yang ditawarkan di rumah makan "kite" di rumah makan pak Jainudin tergolong bercitarasa menu restauran, tapi soal harga cenderung setara sekelas harga menu kaki lima. Ungkapan ini tidaklah berlebihan. Karena saya dan semua kawan-kawan yang menikmati langsung menu khas yang dihidangkan memang merasa kelezatan masakan tesebut.

"Masakan ikan pedas dan masakan berempahnya memang enak. Nikmat dan kenyang pastinya", ungkap Arie Shandy satu dari teman jurnalis kami yang memberikan tanggapannya usai menyantap menu khas di rumah makan "kite" milik pak Jainudin.

Asam pedas atau masak berempah untuk per porsi jenis ikan pari sudah termasuk nasi dan minum dijual seharga Rp20ribu. Untuk kepala ikan per porsi dijual seharga Rp35rb.

Khusus daging ikannya per porsi Rp25ribu. Di RM Kite milik pak Jainudin itu juga menyediakan aneka lauk seperti udang dan cumi goreng, tepung, asam manis dan lain-lain.

Kelengkapan aneka lauk dan sayur-mayur khas melayu Mempawah yang disuguhkan itu tak jarang kerap dikunjungi pelanggannya. Baik pelanggan lokal maupun pengunjung dari luar.

"Kalau pejabat wakil bupati dan SKPD biasa juga makan disini. Mungkin karena mereka cocok seleranya makan disini," seloroh Jainudin.

Usaha kuliner suguhan menu khas melayu Mempawah sepertinya dapat menjadi referensi bagi siapapun yang tertarik mengembangkan usaha kuliner. Apalagi menurut Jainudin saat ini omzet kulinernya saat ini rata-rata perbulan menghasilkan Rp25juta kotor.

"Itu rata-rata ikan segarnya yang kita masak 10 kilogram. Pasokan ikan dibeli langsung dari nelayan setempat. Harga pada kisaran harga normal," ujar dia.

Cerita usaha kuliner pak Jainudin cukup menginspirasi. Bermula usaha kecil-kecilan keluarga. Dengan ketekunan dan ikhtiarnya, kini 38 tahun usaha kuliner pak Jainudin semakin berkembang. Jika sebelumnya bergantung dengan modal sendiri. Kini usaha kuliner pak Jainudin justru mendapat dukungan dan difasilitasi lahan oleh pemda setempat. Jailani bahkan mendapatkan dukungan modal usaha melalui akses perbankan, salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sosok warga lokal yang gigih berusaha dan fokus pada usaha kuliner seperti pak Jainudin memang tergolong minim di Mempawah. Pria berusia 53 tahun itu cukup ramah, baik hati dan sedikit kritis. Mendengarkan kisahnya yang terus mengalir itu kami pun disuguhkan dengan secangkir kopi panas dan goreng pisang tepung plus susu manis. Suasana pantai, pepohonan rindang dan tiupan angin sepoi rasanya semakin memanjakan kami untuk berlama-lama bersantai. Namun tepat jam 14.30 WIB kami pun bergegas ke markas jurnalis Mempawah di kawasan  jalan G.M Taufik untuk melanjutkan tugas kerja yang memang sudah dinantikan redaksi.

Namun tetap saja, sesekali menu khas asam pedas dan masak berempah dan sambal khas di RM Kite milik pak jainudin di Kuala Mempawah sesekali terngilang untuk dapat kembali dinikmati, karena sudah dicoba baru tahu.

Pewarta: Aries Zaldi Jaya Sandi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018