Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Prijono mengatakan tekanan harga pada Februari 2018 di Kalbar menurun sehingga inflasi yang terjadi masih terkendali yakni 0,23 persen (mtm).
"Inflasi pada Februari 2018 lebih rendah daripada inflasi Januari 2018 sebesar 0,46 persen (mtm). Inflasi Februari 2018 tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historisnya dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,34 persen (mtm)," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Prijono menjelaskan penurunan harga bahan pangan terjadi karena pasokan yang mencukupi.
"Tekanan inflasi pada kelompok volatile foods (VF) pada Februari 2018 menurun seiring dengan kecukupan persediaan beberapa komoditas pangan. Kelompok VF secara umum tercatat mengalami inflasi sebesar 0,24 persen (mtm)," kata dia.
Ia merincikan beberapa komoditas yang mengalami inflasi yaitu cabai rawit, bawang putih, beras, rendang dan udang basah. Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya daging ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, sawi hijau, bayam dan telur ayam ras.
"Penurunan harga daging ayam ras didorong oleh kecukupan pasokan menjelang Imlek. Selain itu, melimpahnya pasokan ikan tongkol dikarenakan kembali normalnya aktivitas nelayan sehingga mendorong koreksi harga pada ikan tongkol,"papar dia.
Sementara untuk tekanan inflasi kelompok administered prices (AP) pada Februari 2018 juga terpantau mereda. Kelompok komoditas AP tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10 persen (mtm), tidak lebih dalam dibandingkan dengan rata-rata historis deflasi AP Februari dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,34 persen (mtm).
"Penurunan kembali tarif angkutan udara pasca tingginya permintaan pada akhir tahun lalu serta adanya penerbangan tambahan untuk rute Jakarta-Pontianak (PP) dalam rangka Imlek mendorong deflasi pada komoditas AP. Deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga BBM non-subsidi pada akhir Februari 2018," katanya
Kemudian untuk tekanan inflasi kelompok komoditas core (inti) juga kembali mengalami peningkatan. Kelompok komoditas inti tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31 persen (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi inti dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,51 persen (mtm).
"Komoditas inti yang mengalami inflasi tertinggi pada Februari 2018 adalah rendang, emas perhiasan, nasi dengan lauk, sotong dan sepatu. Peningkatan harga rendang dan nasi dengan lauk terkait erat dengan kenaikan harga pada komoditas beras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Inflasi pada Februari 2018 lebih rendah daripada inflasi Januari 2018 sebesar 0,46 persen (mtm). Inflasi Februari 2018 tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historisnya dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,34 persen (mtm)," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Prijono menjelaskan penurunan harga bahan pangan terjadi karena pasokan yang mencukupi.
"Tekanan inflasi pada kelompok volatile foods (VF) pada Februari 2018 menurun seiring dengan kecukupan persediaan beberapa komoditas pangan. Kelompok VF secara umum tercatat mengalami inflasi sebesar 0,24 persen (mtm)," kata dia.
Ia merincikan beberapa komoditas yang mengalami inflasi yaitu cabai rawit, bawang putih, beras, rendang dan udang basah. Sementara itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya daging ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, sawi hijau, bayam dan telur ayam ras.
"Penurunan harga daging ayam ras didorong oleh kecukupan pasokan menjelang Imlek. Selain itu, melimpahnya pasokan ikan tongkol dikarenakan kembali normalnya aktivitas nelayan sehingga mendorong koreksi harga pada ikan tongkol,"papar dia.
Sementara untuk tekanan inflasi kelompok administered prices (AP) pada Februari 2018 juga terpantau mereda. Kelompok komoditas AP tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10 persen (mtm), tidak lebih dalam dibandingkan dengan rata-rata historis deflasi AP Februari dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,34 persen (mtm).
"Penurunan kembali tarif angkutan udara pasca tingginya permintaan pada akhir tahun lalu serta adanya penerbangan tambahan untuk rute Jakarta-Pontianak (PP) dalam rangka Imlek mendorong deflasi pada komoditas AP. Deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga BBM non-subsidi pada akhir Februari 2018," katanya
Kemudian untuk tekanan inflasi kelompok komoditas core (inti) juga kembali mengalami peningkatan. Kelompok komoditas inti tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31 persen (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi inti dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,51 persen (mtm).
"Komoditas inti yang mengalami inflasi tertinggi pada Februari 2018 adalah rendang, emas perhiasan, nasi dengan lauk, sotong dan sepatu. Peningkatan harga rendang dan nasi dengan lauk terkait erat dengan kenaikan harga pada komoditas beras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018