Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Kepala Bulog Divre Kalimantan Barat Sabaruddin Amrullah mengatakan sejak Januari hingga pertengahan Maret 2018 pihaknya telah menyerap 77 ton beras dari petani setempat.

"Realisasi penyerapan beras oleh Bulog Kalbar tersebut menempati peringkat ketiga terbesar secara nasional. Penyerapan beras petani yang cukup banyak itu dari Kabupaten Putusibau dan Sintang," ujarnya di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan untuk penyerapan gabah petani tentu harus sesuai standar. Pihaknya siap menerima gabah atau beras petani asalkan sesuai ketentuan yang sudah diatur pemerintah.

"Kita membeli gabah atau beras petani berdasarkan ketentuan yang ada, seperti dilihat kadar airnya, kadar hampa dan butir patah," kata dia.
 
Baca juga: TNI serahkan 1,2 ton beras kepada Bulog
Baca juga: Bulog Putussibau salurkan bansos rastra dua kelurahan
Baca juga: Stok Beras Bulog Untuk Operasi Pasar Melimpah
Baca juga: Beras lokal Sambas naik Rp1.000/kg

Sabaruddin menambahkan pembelian gabah kering panen dari petani, standarnya dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa atau kotoran maksimum 10 persen. Sedangkan untuk gabah kering giling kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa maksimum tiga persen.

"Sedangkan untuk pembelian beras oleh Bulog dengan syarat kualitas kadar air maksimum 14 persen dan butir patah maksimum 20 persen," kata dia.

Sabaruddin menjelaskan untuk penyaluran bansos rastra gratis atau tanpa harga tebus sebagaimana alokasinya pada Januari-Maret 2018 sudah diberikan kepada 221.065 keluarga penerima manfaat (KPM).

"Setiap KPM masing-masing memperoleh 10 kilogram per bulan. Jadi, total rastra yang disalurkan di Kalbar per bulan itu 2.210.650 kilogram. Diharapkan kehadiran bansos rastra dapat memenuhi sebagian kebutuhan KPM dan juga untuk stabilisasi harga beras di wilayah Kalbar," katanya.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018