Sambas (Antaranews Kalbar) - Ratusan warga transmigrasi di Dusun Seberuang, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalbar, mengharapkan realisasi pemberian lahan usaha seperti yang dijanjikan enam tahun silam.
"Dulu sewaktu hendak ikut transmigrasi, kami dijanjikan akan mendapat lahan pekarangan dan lahan usaha," ujar Yahya (41), transmigran asal Sumedang, Jawa Barat, di Sebunga, Sambas, Minggu.
Ia di daerah asalnya hanya bekerja serabutan. Bapak dua anak inipun nekad memboyong keluarganya ke Sebunga yang terletak di perbatasan Indonesia - Malaysia.
"Tapi sekarang kami hanya menjadi karyawan perusahaan sawit," ujar Yahya.
Ia masih ingat ketika sebulan ditempatkan di Sebunga, ada pertemuan dengan pemerintah daerah yang menjanjikan mereka akan diberi lahan sawit seluas dua hektare.
Hal senada disampaikan Aep Syaifuddin (43) transmigran lain asal Purwakarta, Jabar.
"Kami berdua sama-sama berangkat pada Desember 2012. Ada 30 KK secara keseluruhan," ujar Aep Syaifuddin yang dulu bekerja sebagai buruh bangunan.
Pada tahun pertama, akan mendapat lahan pekarangan. Setahun berikutnya, mendapat lahan usaha 1, tahun ketiga lahan usaha kedua yang luasnya dua hektare.
Baca juga: Bupati Yakinkan Warga Transmigrasi Tuntaskan Sejumlah Persoalan
Ia berharap, program sertifikasi lahan yang kini gencar dilakukan pemerintah pusat juga dapat mereka nikmati.
"Niat ikut transmigrasi ingin mengubah nasib bisa diwujudkan," kata bapak dua anak ini.
Ketua Badan Pemberdayaan Desa Sebunga, Joniman mengakui bahwa nasib puluhan kepala keluarga transmigrasi atas kepemilikan lahan belum ada kepastian.
"Setelah diantar, seolah dibiarkan. Desa akhirnya hanya bisa melakukan pembinaan," kata Joniman.
Desa Sebunga terletak di perbatasan Indonesia Malaysia di wilayah Kalbar. PT Duta Palma adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di wilayah dusun tersebut.
Baca juga: Sanggau Bantah Ada Penolakan Program Transmigrasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Dulu sewaktu hendak ikut transmigrasi, kami dijanjikan akan mendapat lahan pekarangan dan lahan usaha," ujar Yahya (41), transmigran asal Sumedang, Jawa Barat, di Sebunga, Sambas, Minggu.
Ia di daerah asalnya hanya bekerja serabutan. Bapak dua anak inipun nekad memboyong keluarganya ke Sebunga yang terletak di perbatasan Indonesia - Malaysia.
"Tapi sekarang kami hanya menjadi karyawan perusahaan sawit," ujar Yahya.
Ia masih ingat ketika sebulan ditempatkan di Sebunga, ada pertemuan dengan pemerintah daerah yang menjanjikan mereka akan diberi lahan sawit seluas dua hektare.
Hal senada disampaikan Aep Syaifuddin (43) transmigran lain asal Purwakarta, Jabar.
"Kami berdua sama-sama berangkat pada Desember 2012. Ada 30 KK secara keseluruhan," ujar Aep Syaifuddin yang dulu bekerja sebagai buruh bangunan.
Pada tahun pertama, akan mendapat lahan pekarangan. Setahun berikutnya, mendapat lahan usaha 1, tahun ketiga lahan usaha kedua yang luasnya dua hektare.
Baca juga: Bupati Yakinkan Warga Transmigrasi Tuntaskan Sejumlah Persoalan
Ia berharap, program sertifikasi lahan yang kini gencar dilakukan pemerintah pusat juga dapat mereka nikmati.
"Niat ikut transmigrasi ingin mengubah nasib bisa diwujudkan," kata bapak dua anak ini.
Ketua Badan Pemberdayaan Desa Sebunga, Joniman mengakui bahwa nasib puluhan kepala keluarga transmigrasi atas kepemilikan lahan belum ada kepastian.
"Setelah diantar, seolah dibiarkan. Desa akhirnya hanya bisa melakukan pembinaan," kata Joniman.
Desa Sebunga terletak di perbatasan Indonesia Malaysia di wilayah Kalbar. PT Duta Palma adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di wilayah dusun tersebut.
Baca juga: Sanggau Bantah Ada Penolakan Program Transmigrasi
Editor : Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018