Pontianak (Antaranews Kalbar) - Calon gubernur dan calon wakil gubernur Kalimantan Barat nomor urut tiga, Sutarmidji - Ria Norsan menawarkan solusi dalam menangani lahan gambut yang setiap tahun mengalami kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau.
"Solusi yang Kami tawarkan dalam pengolahan lahan gambut agar tidak mudah terbakar, yakni dengan ditanami tanaman keras dan tahunan, seperti karet, kopi, coklat dan lainnya, karena dengan begitu maka masyarakat akan menjaganya lahan gambut yang telah ditanaminya tersebut," kata Sutarmidji saat menjadi peserta debat publik Pilkada Kalbar 2018, yang digelar oleh KPU Kalbar, di Kubu Raya, Sabtu malam.
Menurut dia, penanganan lahan gambut dan lahan kritis di Kalbar saat ini, dinilainya hanya slogan saja, buktinya setiap tahun lahan gambut berkurang, apakah karena sengaja atau tidak.
Debat publik tahap II Pilkada Kalbar 2018, dengan tema pembangunan yang ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji-Ria Norsan juga mengajak masyarakat atau dalam kepemimpinannya nanti, harus mempertahankan RTH (ruang terbuka hijau) seperti yang telah dilakukannya selama dua periode menjadi wali Kota Pontianak.
"Pembangunan tidak boleh mengorbankan RTH, salah satu contohnya, yakni dengan tidak boleh menggunakan kayu cerucuk dalam proses pembangunan yang hal itu telah diterapkan di lingkungan Pemkot Pontianak," ujarnya.
Karena menurut dia, satu bangunan saja bisa membutuhkan sekitar ribu batang cerucuk atau dua ribuan anak-anak pohon sehingga sangat berdampak negatif pada kelangsungan hutan di Kalbar.
"Apapun alasannya, hutan-hutan lindung harus dipertahankan, dan tidak boleh untuk keadaan darurat, seperti keamanan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji masih menerima atau mentolerir kearifan lokal, yakni membuka lahan dengan cara membakar, tetapi harus dibatasi, yaitu minimal dua hektare dan harus dikontrol agar pembukaan lahan dengan cara tersebut tidak meluas.
"Saya juga sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang mengimbau agar para perkebunan dan lainnya harus membuat kanal atau embung untuk penyimpanan air. Bila perlu juga membuat sumur bor yang nantinya bisa digunakan untuk menjaga kebasahan lahan gambut tersebut, agar tidak mudah terbakar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Solusi yang Kami tawarkan dalam pengolahan lahan gambut agar tidak mudah terbakar, yakni dengan ditanami tanaman keras dan tahunan, seperti karet, kopi, coklat dan lainnya, karena dengan begitu maka masyarakat akan menjaganya lahan gambut yang telah ditanaminya tersebut," kata Sutarmidji saat menjadi peserta debat publik Pilkada Kalbar 2018, yang digelar oleh KPU Kalbar, di Kubu Raya, Sabtu malam.
Menurut dia, penanganan lahan gambut dan lahan kritis di Kalbar saat ini, dinilainya hanya slogan saja, buktinya setiap tahun lahan gambut berkurang, apakah karena sengaja atau tidak.
Debat publik tahap II Pilkada Kalbar 2018, dengan tema pembangunan yang ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji-Ria Norsan juga mengajak masyarakat atau dalam kepemimpinannya nanti, harus mempertahankan RTH (ruang terbuka hijau) seperti yang telah dilakukannya selama dua periode menjadi wali Kota Pontianak.
"Pembangunan tidak boleh mengorbankan RTH, salah satu contohnya, yakni dengan tidak boleh menggunakan kayu cerucuk dalam proses pembangunan yang hal itu telah diterapkan di lingkungan Pemkot Pontianak," ujarnya.
Karena menurut dia, satu bangunan saja bisa membutuhkan sekitar ribu batang cerucuk atau dua ribuan anak-anak pohon sehingga sangat berdampak negatif pada kelangsungan hutan di Kalbar.
"Apapun alasannya, hutan-hutan lindung harus dipertahankan, dan tidak boleh untuk keadaan darurat, seperti keamanan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji masih menerima atau mentolerir kearifan lokal, yakni membuka lahan dengan cara membakar, tetapi harus dibatasi, yaitu minimal dua hektare dan harus dikontrol agar pembukaan lahan dengan cara tersebut tidak meluas.
"Saya juga sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang mengimbau agar para perkebunan dan lainnya harus membuat kanal atau embung untuk penyimpanan air. Bila perlu juga membuat sumur bor yang nantinya bisa digunakan untuk menjaga kebasahan lahan gambut tersebut, agar tidak mudah terbakar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018