Sanggau (Antaranews Kalbar) - Kabupaten Sanggau sejak beberapa tahun terakhir sudah berhasil surplus beras bahkan melakukan ekspor ke negeri jiran, Malaysia.
"Menurut data pada tahun 2016, kita sudah surplus 58 ribu ton beras. Nah, sementara kebutuhan beras di Kabupaten Sanggau per bulan pada kisaran 130-140 ton. Itu berarti, kita sudah bisa ekspor beras lah, diantaranya ke Malaysia," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Hangpanghortikan) Kabupaten Sanggau John Hendri.
Untuk itu kata pria yang akrab disapa Pak Haji ini, Bulog Sanggau sudah membeli beras petani sampai 250 ton. Dan baru-baru ini dilaksanakan serapan gabah (sergab) di Kecamatan Jangkang sebanyak 40,65 ton. Hal ini,jelas menandakan ketersediaan beras di Kabupaten Sanggau cukup.
"Kalau tak salah saya, untuk saat ini sudah sebanyak 800 ton beras kita di gudang Bulog. Diperkirakan stok beras itu cukup untuk empat bulan kedepan. Apalagi, kita juga baru melakukan sergab di Kecamatan Jangkang sebanyak 40,60 ton. Hasil panen 2018 bagus, hasilnya boleh dikatakan melimpahlah," paparnya.
Dibeberkan, pihaknya sudah sejak lama menjual beras ke kabupaten lain seperti ke Kabupaten Kubu Raya dan Ketapang. Akan tetapi untuk ekspor beras ke luar negeri harus ada keterlibatan investor atau pengusaha. "Kita tetap berusaha bagaimana menghasilkan dan menjaga kualitas beras. Kemudian, ketika sudah bicara perdagangan, ada keterlibatan pengusaha dan Dinas Perindagkop dan UKM," ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, sudah punya investor atau pengusaha yang akan melakukan ekspor, yang mampu membangun jaringan di negara tujuan.
"Jadi, setelah ada komunikasi itu, tentulah bicara dokumen-dokumen ekspornya. Intinya, saya mendukung keterlibatan mereka investor (Kadin Sanggau, red) dan kalau bisa langsung action saja. Hanya saja, untuk pembeli jelas merupakan kewenangan investor lah mencarinya. Artinya dengan siapa mereka melaksanakan jual-belilah," pungkas Pak Haji.
Para investor atau pembisnis, tentunya punya jaringan seperti itu di negara tujuan ekspor. Tinggal mereka membangun jaringan. Kemudian, nanti baru bicara ada tidak berasnya.
"Pada bulan Oktober 2017 lalu, pemerintah sudah membuktikan bisa ekspor beras. Artinya tinggal melanjutkan, dan itu tetap harus ada pengusahanya. Sementara kemampuan dinas untuk mencari jaringan di Malaysia terbatas," kata dia.
Jadi, lanjut John Hendri, kalau bicara tentang kualitas beras, di Kabupaten Sanggau sudah punya penggilingan premium.
Apalagi Kabupaten Sanggau merupakan daerah perbatasan, dari sisi akses mudah. "Tapi siapa orang yang merasa mampu dari sisi dana atau modal. Mungkin saja itu menjadi salah satu pertimbangan pengusaha untuk melakukan ekspor beras," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Menurut data pada tahun 2016, kita sudah surplus 58 ribu ton beras. Nah, sementara kebutuhan beras di Kabupaten Sanggau per bulan pada kisaran 130-140 ton. Itu berarti, kita sudah bisa ekspor beras lah, diantaranya ke Malaysia," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Hangpanghortikan) Kabupaten Sanggau John Hendri.
Untuk itu kata pria yang akrab disapa Pak Haji ini, Bulog Sanggau sudah membeli beras petani sampai 250 ton. Dan baru-baru ini dilaksanakan serapan gabah (sergab) di Kecamatan Jangkang sebanyak 40,65 ton. Hal ini,jelas menandakan ketersediaan beras di Kabupaten Sanggau cukup.
"Kalau tak salah saya, untuk saat ini sudah sebanyak 800 ton beras kita di gudang Bulog. Diperkirakan stok beras itu cukup untuk empat bulan kedepan. Apalagi, kita juga baru melakukan sergab di Kecamatan Jangkang sebanyak 40,60 ton. Hasil panen 2018 bagus, hasilnya boleh dikatakan melimpahlah," paparnya.
Dibeberkan, pihaknya sudah sejak lama menjual beras ke kabupaten lain seperti ke Kabupaten Kubu Raya dan Ketapang. Akan tetapi untuk ekspor beras ke luar negeri harus ada keterlibatan investor atau pengusaha. "Kita tetap berusaha bagaimana menghasilkan dan menjaga kualitas beras. Kemudian, ketika sudah bicara perdagangan, ada keterlibatan pengusaha dan Dinas Perindagkop dan UKM," ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, sudah punya investor atau pengusaha yang akan melakukan ekspor, yang mampu membangun jaringan di negara tujuan.
"Jadi, setelah ada komunikasi itu, tentulah bicara dokumen-dokumen ekspornya. Intinya, saya mendukung keterlibatan mereka investor (Kadin Sanggau, red) dan kalau bisa langsung action saja. Hanya saja, untuk pembeli jelas merupakan kewenangan investor lah mencarinya. Artinya dengan siapa mereka melaksanakan jual-belilah," pungkas Pak Haji.
Para investor atau pembisnis, tentunya punya jaringan seperti itu di negara tujuan ekspor. Tinggal mereka membangun jaringan. Kemudian, nanti baru bicara ada tidak berasnya.
"Pada bulan Oktober 2017 lalu, pemerintah sudah membuktikan bisa ekspor beras. Artinya tinggal melanjutkan, dan itu tetap harus ada pengusahanya. Sementara kemampuan dinas untuk mencari jaringan di Malaysia terbatas," kata dia.
Jadi, lanjut John Hendri, kalau bicara tentang kualitas beras, di Kabupaten Sanggau sudah punya penggilingan premium.
Apalagi Kabupaten Sanggau merupakan daerah perbatasan, dari sisi akses mudah. "Tapi siapa orang yang merasa mampu dari sisi dana atau modal. Mungkin saja itu menjadi salah satu pertimbangan pengusaha untuk melakukan ekspor beras," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018