Nairobi, Kenya (ANTARA) - Korea Selatan menyumbang 21.000 ton beras senilai 14,2 juta dolar AS (sekitar Rp220,7 miliar) kepada Program Pangan Dunia (WFP) PBB di Kenya guna mendukung para pengungsi dan anak-anak sekolah yang saat ini dalam kondisi rentan.
Sumbangan itu, dua kali lipat dari jumlah yang diberikan pada 2023, akan membantu menjaga pasokan makanan bagi lebih dari 565.000 pengungsi dan anak-anak sekolah di kamp pengungsi Dadaab dan Kakuma, menurut pernyataan WFP pada Selasa.
Lauren Landis, Direktur WFP di Kenya, menyambut baik donasi itu, dan mencatat bahwa “sumbangan ini datang pada saat yang sangat kritis ketika sumber daya WFP sangat terbatas dan kebutuhan terus meningkat dengan cepat.”
“Sumbangan itu akan membuat perbedaan nyata dalam kehidupan ribuan orang, menyediakan kebutuhan pokok di masa-masa sulit ini,” tambahnya.
Landis juga mengatakan bahwa permintaan bantuan makanan terus meningkat karena jumlah pengungsi dan pencari suaka di Kenya telah melonjak menjadi lebih dari 760.000, meningkat 60 persen dalam waktu lima tahun terakhir.
Nam Sangkyoo, wakil duta besar Korea untuk Kenya, menegaskan kembali komitmen Korea untuk mengatasi ketidakamanan pangan.
"Republik Korea tetap berkomitmen mendukung Kenya dalam upayanya mengatasi ketidakamanan pangan akibat malnutrisi, terutama di kalangan populasi rentan seperti pengungsi dan pencari suaka," ujar Nam.
Kamp pengungsi Dadaab, yang terletak sekitar 470 kilometer timur Nairobi, berada di dekat perbatasan Somalia, saat ini menampung lebih dari 382.000 pengungsi, sebagian besar berasal dari Somalia.
Sedangkan kamp pengungsi Kakuma, sekitar 720 kilometer barat laut Nairobi, berada di dekat perbatasan Sudan Selatan, menjadi rumah bagi lebih dari 286.000 pengungsi, sebagian besar dari Sudan Selatan dan negara tetangga lainnya.
Sisa pengungsi, yang berjumlah puluhan ribu, tersebar di area perkotaan seperti Nairobi, Mombasa, dan Nakuru.
Sumber: Anadolu