Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sejumlah pemuda di Desa Sempalai, Kabupaten Sambas, Kalbar mengemas kawasan persawahan di wilayah itu menjadi destinasi objek wisata yang kini semakin ramai dikunjungi warga terutama dari kalangan milenal untuk mengabadikan di media sosial kawasan yang dinamai Destinasai Pertanian Pelangi (DPP) .
"Berdirinya DPP dari teman nongkrong ngopi punye inisiatif ingin membangun wisata. Setelah dilihat kawasan persawahan yang mempunyai potensi. Sehingga dijadikan objek utama untuk dibuat wisata," ujar Sekretaris Pengelolah DPP, Didip saat dihubungi di Sambas, Senin.
Didip menceritakan bahwa sejak awal Juni 2018 ide dan konsep baru terealisasikan. Padahal akhir 2017 mereka yang terdiri beberapa anak mudah sudah mencanangakan hadirnya DPP tersebut.
"Kita mengubah hamparan dan lorong persawahan menjadi pusat destinasi wisata baru di Kabupaten Sambas. Kita menyuguhkan pesona destanasi titik - titik berfoto yang menarik," kata dia.
Dikatakannya untuk menuju DPP dari Jalan Raya Sambas berjarak sekitar 300 meter. Pengunjung hanya berjalan kaki sudah dapat sampai di lokasi tujuan.
Ketika sampai di DPP, lorong warna - warni dengan berbagai lukisan dan gerbang - gerbang kecil yang berwana - warni juga siap menyambut.
Di lorong yang membelah hamparan sawah dan yang biasanya digunakan masyarakat sebagai jalan utama menuju sawah mereka kini kian ramai, terutama oleh pengunjung dari berbagai daerah.
Terdapat belasan titik berfoto yang unik dan menarik disuguhkan. Tentunya, berkonsep warna - warni dan berkaitan pertanian. Orang - orangan sawah tak luput dihadirkan dengan berbagai tulisan yang memiliki pesan - pesan khusus kepada pengunjung.
Didip dan temannya berharap dengan hadirnya DPP bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat serta menjauhkan pemuda setempat dari hal negatif.
"Yang bergabung di DPP sekarang berbagai macam anak mudah mulai yang baik dan lainnya. Kita ingin mengubah juga ada perilaku anak muda yang sebelumnya tidak jelas dan alhamdulillah sekarang judah jelas. Tindakan anak muda yang negatif kita arahkan ke positif sekarang," jelas dia.
DPP berdiri saat ini menggunakan dana pribadi pemuda dan juga ada didukung pihak swasta yang peduli ke pemuda.
"Dukungan dari pemerintah saat ini belum ada. Ke depan mudahannya saja. Yang penting kita saat ini berbuat aja dulu dan buktikan kita bisa," papar dia.
Saat ini kata dia apresiasi dari masyarakat dan pemerintah desa dan bahkan kabupaten juga sudah ada. Harapnya apresiasi yang ada disertai ikut berpartisipasi dalam pengembanhan daerah tersebut lebih baik dan mempunyai titik - titik destinasi yang unik dan baru lagi.
"Bahkan sudah ada beberapa anggota dewan yang mau berkunjung ke sini. Kita persilahkan saja siapa yang ingin berkunjung atau membantu, kita terbuka," kata dia.
Ke depan pihak akan terus melakukan inovasi dan pengembangan. Pihaknya tentu memerlukan dukungan berbagai pihak. Menurutnya Kabupaten Sambas yang terkenal sebagai lumbung padi di Kalbar akan pihaknya kuatkan terutama dengan cara pengembangan destinasi wisata pertaniannya.
"Kita juga mengajak semua pihak silahkan berkunjung. Kita akan hadirkan lagi lebih menarik nanti terutama memperkuat tentang edukasi pertaniannya," harap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Berdirinya DPP dari teman nongkrong ngopi punye inisiatif ingin membangun wisata. Setelah dilihat kawasan persawahan yang mempunyai potensi. Sehingga dijadikan objek utama untuk dibuat wisata," ujar Sekretaris Pengelolah DPP, Didip saat dihubungi di Sambas, Senin.
Didip menceritakan bahwa sejak awal Juni 2018 ide dan konsep baru terealisasikan. Padahal akhir 2017 mereka yang terdiri beberapa anak mudah sudah mencanangakan hadirnya DPP tersebut.
"Kita mengubah hamparan dan lorong persawahan menjadi pusat destinasi wisata baru di Kabupaten Sambas. Kita menyuguhkan pesona destanasi titik - titik berfoto yang menarik," kata dia.
Dikatakannya untuk menuju DPP dari Jalan Raya Sambas berjarak sekitar 300 meter. Pengunjung hanya berjalan kaki sudah dapat sampai di lokasi tujuan.
Ketika sampai di DPP, lorong warna - warni dengan berbagai lukisan dan gerbang - gerbang kecil yang berwana - warni juga siap menyambut.
Di lorong yang membelah hamparan sawah dan yang biasanya digunakan masyarakat sebagai jalan utama menuju sawah mereka kini kian ramai, terutama oleh pengunjung dari berbagai daerah.
Terdapat belasan titik berfoto yang unik dan menarik disuguhkan. Tentunya, berkonsep warna - warni dan berkaitan pertanian. Orang - orangan sawah tak luput dihadirkan dengan berbagai tulisan yang memiliki pesan - pesan khusus kepada pengunjung.
Didip dan temannya berharap dengan hadirnya DPP bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat serta menjauhkan pemuda setempat dari hal negatif.
"Yang bergabung di DPP sekarang berbagai macam anak mudah mulai yang baik dan lainnya. Kita ingin mengubah juga ada perilaku anak muda yang sebelumnya tidak jelas dan alhamdulillah sekarang judah jelas. Tindakan anak muda yang negatif kita arahkan ke positif sekarang," jelas dia.
DPP berdiri saat ini menggunakan dana pribadi pemuda dan juga ada didukung pihak swasta yang peduli ke pemuda.
"Dukungan dari pemerintah saat ini belum ada. Ke depan mudahannya saja. Yang penting kita saat ini berbuat aja dulu dan buktikan kita bisa," papar dia.
Saat ini kata dia apresiasi dari masyarakat dan pemerintah desa dan bahkan kabupaten juga sudah ada. Harapnya apresiasi yang ada disertai ikut berpartisipasi dalam pengembanhan daerah tersebut lebih baik dan mempunyai titik - titik destinasi yang unik dan baru lagi.
"Bahkan sudah ada beberapa anggota dewan yang mau berkunjung ke sini. Kita persilahkan saja siapa yang ingin berkunjung atau membantu, kita terbuka," kata dia.
Ke depan pihak akan terus melakukan inovasi dan pengembangan. Pihaknya tentu memerlukan dukungan berbagai pihak. Menurutnya Kabupaten Sambas yang terkenal sebagai lumbung padi di Kalbar akan pihaknya kuatkan terutama dengan cara pengembangan destinasi wisata pertaniannya.
"Kita juga mengajak semua pihak silahkan berkunjung. Kita akan hadirkan lagi lebih menarik nanti terutama memperkuat tentang edukasi pertaniannya," harap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018