Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sersan dua (TNI) Mery Ananda (20), atlet binaan Pusdiklat IKASI Mempawah, Provinsi Kalbar, dipastikan memperkuat kontingen cabang olahraga anggar Indonesia di ajang Asian Games 2018.
"Saya resmi masuk timnas cabang olahraga anggar untuk kontingen Indonesia dalam Asian Games ke-18 sejak Februari lalu," kata Mery Ananda saat dihubungi di Samarinda, Kaltim, Senin.
Mery Ananda mengikuti TC di Samarinda, Kaltim, bersama 23 atlet anggar nasional lainnya, 12 atlet anggar putra dan sisanya putri. Mereka berasal dari Riau, Jabar, DKI Jakarta, Jatim dan Kaltim.
Menurut dia, untuk dapat mewakili Indonesia ke Asian Games bukan hal gampang, karena harus melewati serangkaian seleksi dan lainnya.
"Saya awalnya iseng saja ikutan abang (Teguh Gunawan) berlatih anggar sejak Desember 2010 di Pusdiklat IKASI Mempawah, kelas dua SMP waktu itu. Pertama kali ikut kejurnas di UI tahun 2011, alhamdulillah saya dapat medali emas di kelas prakadet foil putri, lalu keterusan, sampai sekarang giat berlatih anggar," cerita Mery.
Baca juga: Mery Ananda perkuat timnas anggar di Asian Games
Dara cantik kelahiran Mempawah, 26 Mei 1998 itu merupakan putri dari pasangan Agus Siswanto dan Nuraya. Putri bungsu dari tiga bersaudara itu lalu menceritakan pengalamannya dengan?singkat, tentang suka dukanya sehingga tetap giat berlatih anggar di Pusdiklat anggar Mempawah.
"Kalau sukanya saya bisa dilatih hingga berprestasi sampai bisa seperti sekarang, bahkan saya bisa dapat pekerjaan dan gaji, hingga keluar negeri karena olahraga anggar," ungkapnya.
Sementara dukanya, kata Mery, jauh dari orang tua, bahkan kerja pun jauh dari orang tua.
Disinggung proses pembinaan di Pusdiklat IKASI Mempawah, Mery Ananda mengungkapkan secara teknis proses pembinaan di Pusdiklat IKASI Mempawah cukup bagus, karena sangat disiplin dalam membina atletnya.
"Sebagai pelatih pak Sunardi itu orangnya pemikir, tegas, bijaksana, gesit dan adil. Bahkan, kalau seandainya ada anak yang kurang mampu ikut berlatih, mereka juga dibantu. Pembinaannya, cukup baguslah, senior-senior juga baik," katanya.
Mery Ananda juga memaparkan perjalanannya mengikuti proses seleksi atlet anggar menuju Asian Games. Menurutnya ketika dipanggil dan diseleksi fisik dan tehnik, ia berada di peringkat ke-3.
"Yang diambil waktu itu empat orang saja. Kondisi mental saya saat seleksi waktu itu biasa saja, soalnya waktu itu saya baru selesai pendidikan langsung ikut seleksi, sehingga mainnya tidak ada beban," katanya.
Selama mengikuti TC di timnas, dirinya sangat beruntung, di sana ia banyak mendapatkan pengalaman baru, di antaranya mendapatkan variasi permainan dan teknik bermain yang baik, dan durasi latihan yang cukup ekstra pula.
"Asian Games ini kali pertama buat saya, tentu tidak boleh lengah, apalagi meremehkan lawan tanding. Sementara kekuatan atlet anggar dari China, Jepang dan Korea patut diperhitungkan," tutur Mery yang akan berlaga pada kelas foil putri.
"Alhamdulillah pimpinan memberikan izin dan memaklumi saya sebagai atlet. Asian Games juga salah satu ajang dalam membela perjuangan Indonesia di bidang olahraga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saya resmi masuk timnas cabang olahraga anggar untuk kontingen Indonesia dalam Asian Games ke-18 sejak Februari lalu," kata Mery Ananda saat dihubungi di Samarinda, Kaltim, Senin.
Mery Ananda mengikuti TC di Samarinda, Kaltim, bersama 23 atlet anggar nasional lainnya, 12 atlet anggar putra dan sisanya putri. Mereka berasal dari Riau, Jabar, DKI Jakarta, Jatim dan Kaltim.
Menurut dia, untuk dapat mewakili Indonesia ke Asian Games bukan hal gampang, karena harus melewati serangkaian seleksi dan lainnya.
"Saya awalnya iseng saja ikutan abang (Teguh Gunawan) berlatih anggar sejak Desember 2010 di Pusdiklat IKASI Mempawah, kelas dua SMP waktu itu. Pertama kali ikut kejurnas di UI tahun 2011, alhamdulillah saya dapat medali emas di kelas prakadet foil putri, lalu keterusan, sampai sekarang giat berlatih anggar," cerita Mery.
Baca juga: Mery Ananda perkuat timnas anggar di Asian Games
Dara cantik kelahiran Mempawah, 26 Mei 1998 itu merupakan putri dari pasangan Agus Siswanto dan Nuraya. Putri bungsu dari tiga bersaudara itu lalu menceritakan pengalamannya dengan?singkat, tentang suka dukanya sehingga tetap giat berlatih anggar di Pusdiklat anggar Mempawah.
"Kalau sukanya saya bisa dilatih hingga berprestasi sampai bisa seperti sekarang, bahkan saya bisa dapat pekerjaan dan gaji, hingga keluar negeri karena olahraga anggar," ungkapnya.
Sementara dukanya, kata Mery, jauh dari orang tua, bahkan kerja pun jauh dari orang tua.
Disinggung proses pembinaan di Pusdiklat IKASI Mempawah, Mery Ananda mengungkapkan secara teknis proses pembinaan di Pusdiklat IKASI Mempawah cukup bagus, karena sangat disiplin dalam membina atletnya.
"Sebagai pelatih pak Sunardi itu orangnya pemikir, tegas, bijaksana, gesit dan adil. Bahkan, kalau seandainya ada anak yang kurang mampu ikut berlatih, mereka juga dibantu. Pembinaannya, cukup baguslah, senior-senior juga baik," katanya.
Mery Ananda juga memaparkan perjalanannya mengikuti proses seleksi atlet anggar menuju Asian Games. Menurutnya ketika dipanggil dan diseleksi fisik dan tehnik, ia berada di peringkat ke-3.
"Yang diambil waktu itu empat orang saja. Kondisi mental saya saat seleksi waktu itu biasa saja, soalnya waktu itu saya baru selesai pendidikan langsung ikut seleksi, sehingga mainnya tidak ada beban," katanya.
Selama mengikuti TC di timnas, dirinya sangat beruntung, di sana ia banyak mendapatkan pengalaman baru, di antaranya mendapatkan variasi permainan dan teknik bermain yang baik, dan durasi latihan yang cukup ekstra pula.
"Asian Games ini kali pertama buat saya, tentu tidak boleh lengah, apalagi meremehkan lawan tanding. Sementara kekuatan atlet anggar dari China, Jepang dan Korea patut diperhitungkan," tutur Mery yang akan berlaga pada kelas foil putri.
"Alhamdulillah pimpinan memberikan izin dan memaklumi saya sebagai atlet. Asian Games juga salah satu ajang dalam membela perjuangan Indonesia di bidang olahraga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018