Pontianak (Antaranews Kalbar) - Peserta Siswa mengenal nusantara (SMN) 2018 asal Jawa Tengah yang telah berada selama lima hari di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diajak belajar membuat celengan dari sampah kering dari botol plastik bekas obat dan kain perca di Bank Sampah Rosella, Jumat.
    
Kegiatan membuat celengan dari sampah kering itu dipandu kader Bank Sampah Rosella yang merupakan ibu-ibu rumah tangga warga Kompleks Purnama Agung 7, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, di Kota Pontianak.
    
"Senang bisa belajar. Ini baru pertama kali membuat celengan dari botol bekas. Kalau di Solo ada yang dari kertas koran," kata Ademas Alam Pengestu, siswa dari SMK 2 Surakarta, Kota Surakarta.
    
Ia ditemui sedang bersama 37 teman-temannya tampak tekun mengikuti bimbingan dan arahan para kader Bank Sampah Rossela yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga.
    
Selain Ademas juga ada Diah Pratiwi dari Yayasan Pendidikan Aanak Cacat-D (YPAC-D) Surakarta. "Senang, baru kali ini membuat celengan dari sampah bekas botol dan kain perca," kata remaja berjilbab itu.
   
Baik Ademas maupun Diah mengaku memerlukan waktu sekitar 1-2 jam untuk mengerjakannya. "Kalau untuk pemula, sekitar 1 sampai 2 jam," kata Ademas lagi.
    
Sementara menurut kader Bank Sampah Rosella, Uray Nasibah, untuk membuat satu celengan hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit. "Kalau sudah terbiasa, hanya perlu waktu 10 menit," kata ibu rumah tangga tersebut.
    
Bahan-bahan yang dibutuhkan berupa botol plastik bekas obat herbal, kain perca, pita penghias dan lem tembak. Untuk botol plastik dan kain perca, diperoleh dari membeli dari pengumpul barang bekas. 
    
Selain celengan, di Bank Sampah Rosella yang berada di Kompleks Purnama Agung 7, blok M 15A itu, juga terdapat keseta kaki karakter dari kain perca yang dijahit, tempat pensil dan tempat sampah dari kertas koran, tas dari sedotan plastik, tas dari plastik kresek, tempat tisu dan lain-lain.
    
Menurut pengelola Bank Sampah Rosella, Zulkardianti Yanti, keberadaan komunitas itu ada sejak 2013. berawal dari kegagalan dalam pengelolaan sampah basah untuk pembuatan kompos yang dikelola pengurus rukun tetangga (RT) setempat. "Oleh Kelurahan Parit Tokaya difasilitasi menjadi bank sampah dengan melibatkan ibu-ibu disini," katanya.
    
Kini Bank Sampah Rosella makin dikenal di tingkat nasional bahkan hingga ke luar negeri. Sudah banyak pihak yang memesan produk yang dihasilkan dari bank sampah itu. "Sekarang kami sedang mengerjakan pesanan dari Kalimantan Utara, berupa keset kaki karakter dari kain perca (potongan kain sisa penjahit)," katanya menjelaskan. Belum lama ini mereka juga menerima pesanan dari Brunei Darussalam.
    
Pengelola mengumpulkan sampah kering yang dibeli dari warga masyarakat, sekitar 10 persen sampah kering mereka olah kembali menjadi produk kerajinan tangan tersebut. 

Penanggung jawab Program BUMN hadir untuk negeri di Kalimantan Barat adalah PT Waskita Karya didampingi PT Sucofindo. 

(N005/ M. Dian)
 

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018