Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pontensi komoditi biji tengkawang dilihat dari penyebarannya di berbagai daerah di Kalbar menjanjikan yakni terdapat di 73 desa atau 8 kabupaten dan itu bisa menjadi satu di antara sumber pendapatan petani.

"Berdasarkan hasil penjaringan tengkawang Kalimantan, potensinya sangat menjanjikan. Dari luasan terdapat? 9.653 kilometer persegi dan dikelolah oleh 22.644 kepala keluarga," ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar, Rudyzar Zaidar Mochtar di Pontianak, Jumat.

Hanya saja, kata dia, potensi yang ada terkendala dengan Permendag No 44/M-DAG/PER/7/2012 tentang Barang Dilarang Ekspor, di mana tengkawang termasuk di dalamnnya dilarang.

"Dengan Permendag yang ada tersebut juga berpengaruh pada harga biji Tengkawang pun anjlok hingga 300 persen.? Saat ini harga biji Tengkawang hanya Rp1.500 per kilogram. Bahkan tidak laku dijual. Di situ lah petani kita mulai menjerit," kata Rudyzar.

Menurut dia, regulasi yang ada tidak berpihak pada petani. Pada sisi lainnya? di Kalbar, hanya ada satu perusahaan yang bisa menampung biji Tengkawang itu.

"Dengan kondisi yang ada maka Permendag ini hanya menguntungkan satu perusahaan pengolah biji Tengkawang di Kalbar. Padahal, jika biji Tengkawang bisa diekspor, maka harga jualnya bisa naik berkali-kali lipat di pasar internasional, " kata dia.

Ia berharap pemerintah bisa memberikan solusi terbaik bagi petani agar kesejahteraan petani melalui pendapatan dari tengkawang kian diperhatiakan.

"Regulasi yang ada sangat merugikan petani, kalau tangkai atau batang Tengkawang yang dilarang saya setuju saja, sebab jika tidak dilarang akan mendorong orang menebang pohon. Tetapi kalau buahnya untuk apa dilarang," papar dia.

Dari data penjaringan yang ada dari tumbuhan endemik Kalimantan tersebut terdapat beberapa jenis yang ada di Kalbar yakni tengkawang tungkul, cerindak, rambai, layar, dan? bintang.


 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018