Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, Kalbar, Djoko Suratmiarjo mengatakan, penyebaran virus yang diduga (susfect) Hepatitis A di daerah ini semakin meningkat mencapai 242 kasus.
"Kasus tersebut semakin meningkat hingga Kamis (6/9) tercatat 242 kasus," kata Djoko, Jumat.
Dari 242 kasus yang diduga susfect, empat di antaranya dinyatakan positip Hepatitis A. "Tiga pasien yang di Barak polisi dan satu siswa dari SMK Mudita Singkawang," ujarnya.
Dia mengungkapkan, awal mula beredarnya virus Hepatitis A didapatkannya dari petugas Puskesmas Singkawang Barat.?
"Kalau tidak salah bertepatan dengan 17 Agustus, yang menyebutkan bahwa di SMK Mudita ada kasus DBD. Bahkan pihak sekolah sempat minta di fogging, tapi sempat saya tolak, karena hasil epidimologi tidak menunjukkan DBD, namun dikarenakan ada permintaan dari atas sehingga fogging pun dilakukan," tuturnya.
Setelah di fogging, siswa yang dirawat di rumah sakit belum juga menunjukkan perkembangan yang membaik. Begitu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam, ternyata hasil pemeriksaannya menyatakan susfect Hepatitis A.
Dikatakan dia, kalau sudah ada satu kasus saja menurut dunia kesehatan bahwa itu sudah kejadian luar biasa (KLB). Terlebih penyakit ini sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi.
"Sehingga kita turun ke SMK Mudita untuk melakukan investigasi dan penyelidikan epidemologi," ujarnya.
Namun, saat dilakukan investigasi dan penyelidikan, pihaknya mendapat kabar bahwa banyak siswa yang diduga tertular Hepatitis A.
Kemudian, sore harinya dirinya mendapat kabar lagi bahwa ada siswa SMP Negeri 4 Singkawang mengalami hal serupa.
Mendapat kabar secara beruntun, sehingga keesokan harinya Kepala beserta staf Dinas Kesehatan Singkawang menggelar rapat untuk penanggulangannya.
Berdasarkan investigasi dan penyelidikan epidemologi yang dilakukan, dugaan sementara penyebab penyebaran Hepatitis A berasal dari air.
"Kecurigaan kami ada di air, sehingga pada hari berikutnya kita melakukan pengambilan sampel air yang berasal dari kantin sekolah dan rumah tangga," jelasnya.
Mengingat sumber air yang dipakai ada empat macam, seperti air sumur, sumur bor. PDAM dan galon.
"Untuk sampelnya sudah kita kirim ke Dinas Provinsi Kalbar, tapi hasilnya masih menunggu sampai 7-10 hari," katanya.
Salah satu siswa Kelas XI Pemasaran di SMK Mudita Singkawang yang sempat terindikasi Hepatitis A, Kellychen mengatakan, gejala awal yang dialaminya mata terasa sakit.
Kemudian, tenggorokan terasa panas dan sakit serta mual. "Pokoknya makan apapun muntah," katanya.
Dirinya bersyukur, sakit yang dialami baru sebatas gejala Hepatitis A. Sehingga tidak diharuskan untuk dirawat di rumah sakit.
"Jadi saya rawat jalan di rumah saja," ujarnya.
Menurutnya, gejala Hepatitis A yang dialaminya sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Diapun tidak tahu persis, penyakit yang didapatnya berasal dari mana.
"Karena kalau jajan-jajan di luar pun termasuk jarang, paling kalau ada pun cuma minum es," ungkapnya.
Tapi secara tiba-tiba mengalami demam tanpa sebab. Lalu berobatlah ke Manteri. "Saat diperiksa, Manteri bilang cuma demam biasa. Kemudian dikasi obat," jelasnya.
Usai minum obat, demam sempat sembuh, tapi keesokan harinya kambuh lagi. Sampai-sampai mual dan tidak bisa makan. Kemudian, periksa ke dokter ternyata sakit yang dialaminya merupakan gejala Hepatitis A.
Atas gejala Hepatitis A yang dideritanya, dirinya pun terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah selama satu minggu.
"Ada satu minggu saya izin tidak masuk sekolah, karena disuruh istirahat di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kasus tersebut semakin meningkat hingga Kamis (6/9) tercatat 242 kasus," kata Djoko, Jumat.
Dari 242 kasus yang diduga susfect, empat di antaranya dinyatakan positip Hepatitis A. "Tiga pasien yang di Barak polisi dan satu siswa dari SMK Mudita Singkawang," ujarnya.
Dia mengungkapkan, awal mula beredarnya virus Hepatitis A didapatkannya dari petugas Puskesmas Singkawang Barat.?
"Kalau tidak salah bertepatan dengan 17 Agustus, yang menyebutkan bahwa di SMK Mudita ada kasus DBD. Bahkan pihak sekolah sempat minta di fogging, tapi sempat saya tolak, karena hasil epidimologi tidak menunjukkan DBD, namun dikarenakan ada permintaan dari atas sehingga fogging pun dilakukan," tuturnya.
Setelah di fogging, siswa yang dirawat di rumah sakit belum juga menunjukkan perkembangan yang membaik. Begitu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam, ternyata hasil pemeriksaannya menyatakan susfect Hepatitis A.
Dikatakan dia, kalau sudah ada satu kasus saja menurut dunia kesehatan bahwa itu sudah kejadian luar biasa (KLB). Terlebih penyakit ini sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi.
"Sehingga kita turun ke SMK Mudita untuk melakukan investigasi dan penyelidikan epidemologi," ujarnya.
Namun, saat dilakukan investigasi dan penyelidikan, pihaknya mendapat kabar bahwa banyak siswa yang diduga tertular Hepatitis A.
Kemudian, sore harinya dirinya mendapat kabar lagi bahwa ada siswa SMP Negeri 4 Singkawang mengalami hal serupa.
Mendapat kabar secara beruntun, sehingga keesokan harinya Kepala beserta staf Dinas Kesehatan Singkawang menggelar rapat untuk penanggulangannya.
Berdasarkan investigasi dan penyelidikan epidemologi yang dilakukan, dugaan sementara penyebab penyebaran Hepatitis A berasal dari air.
"Kecurigaan kami ada di air, sehingga pada hari berikutnya kita melakukan pengambilan sampel air yang berasal dari kantin sekolah dan rumah tangga," jelasnya.
Mengingat sumber air yang dipakai ada empat macam, seperti air sumur, sumur bor. PDAM dan galon.
"Untuk sampelnya sudah kita kirim ke Dinas Provinsi Kalbar, tapi hasilnya masih menunggu sampai 7-10 hari," katanya.
Salah satu siswa Kelas XI Pemasaran di SMK Mudita Singkawang yang sempat terindikasi Hepatitis A, Kellychen mengatakan, gejala awal yang dialaminya mata terasa sakit.
Kemudian, tenggorokan terasa panas dan sakit serta mual. "Pokoknya makan apapun muntah," katanya.
Dirinya bersyukur, sakit yang dialami baru sebatas gejala Hepatitis A. Sehingga tidak diharuskan untuk dirawat di rumah sakit.
"Jadi saya rawat jalan di rumah saja," ujarnya.
Menurutnya, gejala Hepatitis A yang dialaminya sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Diapun tidak tahu persis, penyakit yang didapatnya berasal dari mana.
"Karena kalau jajan-jajan di luar pun termasuk jarang, paling kalau ada pun cuma minum es," ungkapnya.
Tapi secara tiba-tiba mengalami demam tanpa sebab. Lalu berobatlah ke Manteri. "Saat diperiksa, Manteri bilang cuma demam biasa. Kemudian dikasi obat," jelasnya.
Usai minum obat, demam sempat sembuh, tapi keesokan harinya kambuh lagi. Sampai-sampai mual dan tidak bisa makan. Kemudian, periksa ke dokter ternyata sakit yang dialaminya merupakan gejala Hepatitis A.
Atas gejala Hepatitis A yang dideritanya, dirinya pun terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah selama satu minggu.
"Ada satu minggu saya izin tidak masuk sekolah, karena disuruh istirahat di rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018